Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Manajemen Keselamatan Pekerjaan Jalan

Manajemen-Keselamatan-Pekerjaan-Jalan
Manajemen Keselamatan Pekerjaan Jalan

Keselamatan pekerjaan jalan adalah ketentuan tentang rambu, pagar keselamatan, delineasi, dan perangkat keselamatan lainnya untuk memastikan risiko pengguna jalan dan pekerja pada lokasi pekerjaan jalan, sekecil dan sepraktis mungkin.

Keselamatan di lokasi pekerjaan jalan adalah bagian penting pada pembangunan dan pemeliharaan jalan. Yang diperlukan hanyalah dedikasi semua pihak yang terlibat, dalam upaya keselamatan. Ahli teknik juga harus berpikir tepat dan memiliki pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan.

Manajemen Keselamatan Pekerjaan Jalan

Pekerjaan jalan sangatlah penting dan tidak dapat dihindari di jaringan jalan mana pun. Jalan baru harus dibangun, jalan eksisting harus dipelihara, kadang-kadang jalan harus ditingkatkan kapasitasnya menjadi dua jalur terbagi. Begitu juga dengan jembatan, perlu adanya pembangunan jembatan baru, pemeliharaan dan penggantian jembatan lama apabila sudah tidak layak untuk dilalui kendaraan.

Pada umumnya pekerjaan jalan dilaksanakan pada atau dekat dengan arus lalu lintas. Bahkan, jalan baru (seperti jalan bebas hambatan) yang dibangun di tengah sawah dan bebas dari arus lalu lintas, akhirnya pasti terhubung dengan jalan eksisting.

Kalau tidak dikelola dengan baik, lokasi pekerjaan jalan dapat meningkatkan risiko bagi pengguna jalan ataupun pekerja. Pihak pelaksana pembangunan jalan baru atau pemeliharaan/peningkatan jalan eksisting sering perlu mengambil sebagian jalan untuk lokasi pekerjaan. Hal ini dapat mengganggu lalu lintas seperti menimbulkan kemacetan, membuat pengguna jalan kesal karena perjalanan terhambat.

Namun, hal yang lebih penting adalah pekerjaan jalan juga dapat menyebabkan kecelakaan sehingga pengguna jalan atau pekerja terluka atau meninggal saat melakukan tugasnya. Menjamin keselamatan di lokasi pekerjaan jalan harus diprioritaskan dalam setiap proyek pembangunan atau pemeliharaan jalan, sejak proses perencanaan dimulai, hingga proyek fisik selesai. 

Oleh karena itu, manajemen lalu lintas pekerjaan jalan memerlukan standar keselamatan lebih tinggi daripada di jaringan jalan selain segmen tersebut. Misalnya, bila ada penutupan atau penyempitan lajur, tikungan tajam, dan berbagai perubahan geometrik yang sering atau tiba-tiba, harus didesain mempertimbangkan kecepatan, perlunya peringatan dini dan delineasi untuk memberikan peringatan dan panduan yang jelas bagi pengguna jalan dan juga diperlukan pengenalan perubahan geometrik pada setiap langkah atau tahap.

Rambu dan berbagai perangkat yang digunakan pada pekerjaan jalan adalah bentuk komunikasi penting untuk pengguna jalan. Tanpa sistem perambuan yang rasional dan konsisten pada lokasi pekerjaan, keselamatan pekerja dan pengguna jalan akan terancam.

Tujuan Manajemen Keselamatan Pekerjaan Jalan

Tujuan manajemen lalu lintas dan perambuan yang efektif dan berkeselamatan pada pekerjaan jalan adalah:

a. Memberikan lingkungan kerja yang berkeselamatan bagi pekerja di lapangan

b. Memperingatkan pengguna jalan dan pejalan kaki yang mendekati pekerjaan jalan

c. Memandu pengguna jalan untuk melintasi, melewati, atau mengelilingi lokasi pekerjaan dengan berkeselamatan

d. Meminimalkan ketidaknyamanan para pengguna jalan

e. Meminimalkan ketidaknyamanan bekerja di lokasi pekerjaan jalan.

Manajemen Keselamatan Dilokasi Pekerjaan Jalan

Sebagai ahli teknik yang bertanggung jawab atas keselamatan di lokasi pekerjaan jalan, terdapat 5 tahapan dalam manajemen keselamatan di lokasi pekerjaan jalan :

1. Tahap perencanaan
2. Tahap desain
3. Tahap pelaksanaan
4. Tahap operasi dan pemeliharaan
5. Tahap penutupan

Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL)

Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL) adalah suatu rencana yang menjelaskan semua rambu, pagar keselamatan, barikade, dan perangkat lainnya yang akan dipasang dan dipelihara di lokasi pekerjaan selama pekerjaan berlangsung. Jika pekerjaan terdiri dari beberapa tahap, perlu ada RMLL untuk setiap tahap. 

Menyusun Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL) perlu pengetahuan dan pengalaman. Tidak hanya sekedar “copy paste” dari internet atau dari suatu manual. Setiap lokasi memerlukan perhatian penuh dan detail karena tidak ada lokasi proyek yang sama. Berbagai hal, seperti geometri vertikal dan horizontal, volume lalu lintas, kecepatan, guna lahan sisi jalan, dan durasi pekerjaan, semuanya membuat setiap lokasi proyek unik.

Rencana-Manajemen-Lalu-Lintas-RMLL
Rencana Manajemen Lalu Lintas RMLL

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan jauh ke depan demi keselamatan pada pekerjaan jalan bukanlah membuang waktu. Hal ini adalah bagian penting yang positif pada pekerjaan jalan.

Ada beberapa langkah kunci dalam proses ini dan dengan pertimbangan cermat, dapat merancang, melaksanakan, dan mengelola lokasi pekerjaan yang berkeselamatan. Ahli teknik tersebut harus membuat Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL). 

2. Tahap Desain

Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL) sebaiknya disusun oleh orang yang cukup berpengalaman dan kompeten dalam manajemen lalu lintas, yang mempertimbangkan sifat dan kerumitan pekerjaan jalan, dan tipe dari RMLL yang dibutuhkan.

Dalam menyusun Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL), ada beberapa langkah kunci dan dengan pertimbangan cermat, dapat merancang, melaksanakan, dan mengelola lokasi pekerjaan yang berkeselamatan.

Dengan mengikuti langkah-langkah kunci, dapat mengumpulkan semua informasi yang diperlukan untuk menyusun RMLL yang efektif dan berkeselamatan.

Enam langkah kunci pengumpulan informasi untuk menyusun RMLL
a. Menentukan jenis dari pekerjaan jalan

b. Menyusun tahapan pekerjaan

c. Mempertimbangkan kelas jalan (termasuk volume dan komposisi lalu lintas)

d. Kemana arah lalu lintas berjalan?

e. Mempertimbangkan keselamatan para pekerja jalan 

f. Bagaimana menyediakan fasilitas untuk pejalan kaki dan pesepeda?

Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL) harus disusun untuk semua pekerjaan jalan baik pekerjaan jangka pendek dan pekerjaan jangka panjang. Jumlah waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk menyusun setiap RMLL bervariasi tergantung jenis proyeknya.

Pekerjaan jalan jangka pendek biasanya membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih sedikit daripada pekerjaan jalan jangka panjang. Untuk pekerjaan jangka panjang (apabila manajemen lalu lintas akan dioperasikan baik siang dan malam dan dapat ditinggalkan tanpa pengawasan), suatu RMLL harus didesain secara khusus dan disetujui oleh Manajer Proyek.

Dalam menyusun Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL), dimulai dengan mengamati berbagai masalah skala besar, dan secara bertahap menjabarkan detailnya. Masalah skala besar dapat dilakukan dengan pendekatan dalam tiga langkah berikut ini:

a. Pertimbangkan risiko pada lokasi kerja 

b. Pertimbangkan Langkah Pengendalian Risiko yang dapat digunakan di lokasi kerja 

c. Tentukan tindakan Pengendalian Risiko yang akan diimplementasikan

3. Tahap Pelaksanaan

Sebelum pekerjaan jalan dimulai, semua rambu dan perangkat harus dipasang sesuai dengan Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL) yang telah disetujui.

Untuk memastikan Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL) memadai dan dilaksanakan dengan benar, Manajer Proyek menugaskan mengaudit RMLL, sebelum dan sesudah dilaksanakan di lokasi pekerjaan jalan.

Pertama, audit RMLL dilakukan di kantor. Begitu RMLL dilaksanakan, audit lapangan dilakukan. Audit ini harus dilakukan pada siang dan malam hari untuk mengamati pengaturan manajeman lalu lintas dari sisi pengguna jalan.

Tim audit menempatkan diri sebagai pengguna jalan dan harus memperhatikan masalah keselamatan seperti ambu yang hilang, rambu yang salah, taper terlalu pendek, dan unsur-unsur yang berbahaya. Penilaian terhadap rambu dan perangkat, baik untuk siang maupun malam hari, sangat penting bagi pelaksanaan manajemen lalu lintas yang berkeselamatan secara menyeluruh.

Perambuan terbaik adalah bila rambu yang benar dipasang di tempat yang mencolok dan dipelihara dengan baik. Pengguna jalan akan mematuhi perambuan yang baik.

4. Tahap Operasi Dan Pemeliharaan

Inspeksi pengawasan dilaksanakan setiap hari selama pekerjaan jalan berlangsung. Laporan tertulis (tanggal/waktu/temuan/ahli teknik yang terlibat) harus dibuat dan disimpan. Catatan ini harus tersedia jika dibutuhkan untuk acuan di kemudian hari.

Pengawasan harian meliputi pemeriksaan semua rambu dan perangkat yang tertera pada RMLL. Jika rambu rusak, atau jika bollard roboh, semua harus dicatat dan diprioritaskan untuk diperbaiki.

Pekerjaan jalan tidak boleh memberikan kejutan kepada pengemudi/pengendara. Jika hal ini dapat dilakukan, pekerjaan jalan akan sangat lebih berkeselamatan. Kunci dari keselamatan pekerjaan jalan adalah pengemudi/pengendara dalam kondisi apa pun tidak mendapat kejutan akibat gangguan kondisi lalu lintas yang normal karena adanya pekerjaan jalan. Pengemudi/pengendara harus mendapat peringatan dini yang benar pada semua lokasi pekerjaan jalan.

5. Tahap Penutupan

Tahap “penutupan” adalah tahap setelah pekerjaan jalan selesai, dan maka pengaturan manajemen lalu lintas yang telah dilakukan (untuk berbulan-bulan pada pekerjaan jangka panjang) perlu dicabut.

Masalah keselamatan yang paling penting untuk diawasi pada tahap ini adalah memastikan bahwa rambu/delineasi yang masih diperlukan tidak dicabut dan tidak membiarkan hazard terpapar (bahkan hanya beberapa menit).

Mencabut rambu dan perangkat setelah pekerjaan selesai paling baik dilakukan dengan urutan terbalik dari saat penyusunan/pemasangan.

Kesimpulan

Keselamatan di lokasi pekerjaan jalan adalah bagian penting pada pembangunan dan pemeliharaan jalan. Untuk itu perlu disusun Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL) agar pengguna jalan terhindar dari kecelakaan dilokasi pekerjaan jalan.

Post a Comment for "Manajemen Keselamatan Pekerjaan Jalan"