Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Manajemen Hazard Sisi Jalan

Manajemen-Hazard-Sisi-Jalan
Manajemen Hazard Sisi Jalan

Manajemen Hazard Sisi Jalan (Road Side Hazard Management) adalah manajemen sisi jalan yang bertujuan untuk menurunkan tingkat keparahan kecelakaan.

Kita tidak akan tahu kapan, dimana, dan mengapa kendaraan akan melaju ke luar jalan. Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain kesalahan manusiawi (kelelahan, kecepatan berlebihan, kurang konsentrasi), cacat kendaraan (kerusakan ban atau kemudi, rem tidak bekerja, kelebihan muatan), gangguan lalu lintas (interaksi dengan kendaraan lain, binatang, pejalankaki), kondisi jalan (lubang, kondisi jalan buruk, delineator dan rambu peringatan yang tidak memadai) atau cuaca buruk.

Umumnya, jenis kecelakaan keluar jalan (run off) terjadi dalam kecepatan tinggi. Bila kendaraan tersebut menabrak hazard sisi jalan maka akan mengakibatkan dampak yang parah.

Manajemen Hazard Sisi Jalan (Road Side Hazard Management)

Program manajemen hazard sisi jalan dapat dilaksanakan utuk mengurangi frekuensi dan keparahan jenis kecelakaan keluar jalan (run off) antara lain:
a. Konsep ruang bebas
b. Hazard sisi jalan
c. Strategi manajemen hazard sisi jalan
d. Aspek teknis untuk mengurangi risiko hazard sisi jalan
e. Kapan dapat digunakan pagar keselamatan
f. Bagian berikut ini akan memberi pemahaman

Strategi Manajemen Hazard Sisi Jalan

Untuk membuat berbagai keputusan tentang bagaimana mengurangi tabrakan “keluar-jalan” (run off) perlu dimengerti semua pilihan yang tersedia. Strategi manajemen hazard sisi jalan melibatkan lima langkah sebagai berikut :

a. Mengelola jalan dan lalu lintas untuk menjaga kendaraan tetap berada di jalan.
b. Singkirkan hazard, atau
c. Relokasi hazard ke lokasi lain
d. Melemahkan hazard untuk mengurangi keparahan akibat benturan, atau
e. Pasang pagar keselamatan untuk menutupi hazard

Pemasangan pagar keselamatan adalah pilihan terakhir. Pertimbangkan semua pilihan lain sebelum menggunakan pagar. Pagar keselamatan mahal, memerlukan pemeliharaan, merupakan hazard, serta perlu dipasang dengan tepat (sesuai spesifikasi pabrikan) supaya berfungsi dengan benar saat diperlukan.

Kecelakaan Keluar Jalan (Run Off)

Kecelakaan keluar jalan (run off) termasuk jenis kecelakaan yang paling serius di banyak negara. Kecelakaan ini merupakan salah satu masalah diIndonesia meskipun data kecelakaan yang akurat sulit diperoleh.

Permasalahan ini akan semakin memburuk seiring dengan kecepatan tempuh yang semakin meningkat akibat program pembangunan dan peningkatan jalan (duplikasi jalan eksisting, jalan tol, jalan layang perkotaan, dan peningkatan kapasitas).

Hazard Sisi Jalan

Hazard sisi jalan didefinisikan sebagai sebuah objek tetap dengan diameter lebih dari 100 mm yang terdapat di sisi jalan di dalam ruang bebas. Ada juga berbagai hazard sisi jalan lain, termasuk saluran terbuka dan lereng yang tidak dapat dilalui kendaraan. Akan lebih mudah mengidentifikasikan hazard sisi jalan sebagai objek tetap dengan diameter 100 mm atau lebih.

Tabrakan dengan objek sisi jalan adalah masalah, bukan hanya karena frekuensinya tetapi juga karena keparahannya. Jenis tabrakan ini lebih sering menimbulkan cedera parah daripada kebanyakan jenis tabrakan lain. Perlu dilakukan upaya untuk mengurangi frekuensi atau mengurangi keparahan tabrakan ini.

Hal yang paling efektif untuk mencegah kecelakaan ini adalah dengan memastikan bahwa kendaraan tidak keluar dari jalan. Jika rambu dan garis marka jalan memadai, jika terdapat bahu yang diperkeras dan tikungan yang memiliki delineasi yang baik, serta kondisi jalan yang terpelihara (selalu disapu dan bebas lubang), maka risiko pengemudi atau pengendara ke luar jalan akan berkurang. Frekuensi tabrakan “keluar jalan” (run off) akan berkurang. Hal tersebut di atas harus selalu diupayakan. 

Konsep Ruang Bebas

“Ruang bebas” adalah area di sepanjang sisi jalan yang harus dijaga agar bebas dari hazard. Lebar ruang bebas bergantung pada kecepatan dan volume lalu lintas, serta geometrik jalan (radius tikungan dan kemiringan lereng). Gambar 1 menunjukkan grafik yang dapat digunakan untuk dapat menentukan besaran ruang bebas untuk beragam volume dan kecepatan lalu lintas di jalan lurus dengan sisi jalan yang datar. Gambar ini dibuat berdasarkan penelitian kecelakaan “keluar-jalan” (run off) di Amerika Serikat oleh AASHTO.

Sebagai contoh, sebuah jalan yang lurus dengan volume lalu lintas 3.000 kendaraan/hari (untuk satu arah) dan dengan 85 persentil kecepatan 100 km/jam akan membutuhkan ruang bebas 7,5 m. Jika jalan tersebut memiliki sebuah tikungan atau memiliki kemiringan lereng sisi jalan maka perlu ditambah faktor pengali agar lebar ruang bebas dapat mengakomodasi kemungkinan kendaraan yang lepas kendali.

Konsep ruang bebas masih baru di Indonesia, maka sebaiknya digunakan cara yang sederhana dan mudah dimengerti. Grafik tersebut dapat digunakan sebagai  panduan pembuatan ruang bebas sebagai titik awal manajemen hazard sisi jalan.

Sisi Jalan “Forgiving Road”

Sisi jalan “berkeselamatan” idealnya memiliki area keluar-jalan yang lebar dan mendatar, serta memiliki ruang bebas yang cukup lebar supaya pengemudi yang lepas kendali dapat kembali mengendalikan kendaraan mereka sebelum menabrak hazard.

Semua hazard yang berada di ruang bebas perlu dihilangkan. Strategi manajemen hazard sisi jalan di bawah ini menjelaskan metode yang dapat dilakukan untuk menghilangkan semua hazard sisi jalan.Apakah hazard dapat disingkirkan atau diperlemah? Apakah akan digunakan pagar keselamatan untuk melindungi pengemudi dari hazard, ataukah merelokasi hazard tersebut? Hal-hal ini adalah pilihan strategi yang dapat dilaksanakan.

Jenis Jenis Hazard Sisi Jalan

1. Tiang Listrik

Tidak ada desain tiang berkeselamatan untuk tiang listrik. Putusnya kabel listrik akibat tiang listrik yang roboh dan menyebabkan gangguan listrik (rumah sakit tidak boleh kehilangan aliran listrik). Selain itu, kehadiran kabel brmuatan listrik di atas atau di dekat tanah setelah tabrakan dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi orang lewat daripada bahaya tiang itu sendiri bagi pemakai jalan.

Oleh karena itu, opsi kita dalam menangani tiang listrik ini adalah:

a. Memindahkan, mengganti tiang yang berpotensi hazard dengan satu atau dua tiang di luar ruang bebas, atau menanam kabel listrik di dalam tanah.

b. Merelokasi, di luar ruang bebas.

c. Melindungi, menggunakan pagar keselamatan untuk melindungi tiang. Biasanya hal ini sulit dilakukan di area perkotaan karena keterbatasan ruang untuk memasang pagar keselamatan dengan panjang, lebar defleksi dan jenis terminal yang mencukupi.

d. Delineasi, delineasi tiang listrik (dengan marka hazard atau stiker reflektif) dapat digunakan sebagai pilihan terakhir.

2. Tiang PJU

Tiang yang lemah adalah tiang yang akan bengkok atau patah  saat ditubruk kendaraan. Jenis tiang ini adalah pilihan untuk tiang yang tidak melayani jaringan listrik aktif. 

Ada dua jenis tiang PJU yang lemah yaitu tiang berlandasan geser dan tiang pengasorbsi impak.

a. Tiang berlandasan geser

Tiang berlandasan geser dirancang  untuk terpisah dari landasannya saat ditabrak, sehingga kendaraan penabrak dapat  lolos dengan lewat di atas landasan tiang dan di bawah tiang yang roboh. Karena mekanismenya dirancang  agar tiang jatuh ke tanah, jenis tiang ini paling cocok digunakan di area kecepatan tinggi yang bebas dari jaringan kabel di atas, sedikit pejalan kaki dan sedikit tempat parkir. Tiang ini memberi manfaat besar bagi pengemudimobil, truk dan bus, tetapi tidak terlalu  mengurangi cedera bagi pengendara motor.

b. Tiang pengasorbsi impak

Tiang pengasorbsi impak dirancang untuk runtuh perlahan-lahan, menyerap kekuatan gaya tumbukan kendaraan dengan membungkuskan dirinya di sekeliling kendaraan dan menurunkan kecepatan kendaraan itu hingga berhenti. Karena tetap tertancap di dasar, tiang ini paling cocok untuk lokasi di mana kendaraan berkecepatan rendah, atau volume pejalan kaki tinggi dan daerah terbangun tinggi.

3. Tiang Rambu

Rambu harus terlihat dan karena itu harus terletak dekat dengan jalan. Terkadang ini berarti menempatkan rambu di dalam area ruang bebas. Pada umumnya, semua penyangga rambu besar harus sepenuhnya mudah roboh. Ini dapat  termasuk  dasar lepas atau bergeser untuk rambu besar.

Lokasi rambu direncanakan dengan hati-hati dan menghindari penempatan tiang penyangga rambu yang besar dan kaku di area divergen atau ujung depan median jalan kecepatan tinggi. Lokasi seperti  ini berisiko tinggi dan sulit dilindungi dengan pagar keselamatan. 

Sejumlah pertanyaan tentang rambu, penyangga rambu, dan penempatan rambu adalah :

a. Apakah rambu ini benar-benar perlu?

b. Apakah penyangga rambu berkeselamatan? Bahkan pipa kecil untuk rambu kecil merupakan hazard besar bagi pengendara motor dan terkadang pengendara sepeda.

c. Dapatkah rambu ditempatkan di tiang/penyangga yang ada atau berada di belakang pagar keselamatan?

d. Apakah mekanisme lepas ataubergeser telah terpasang dengan benar?

e. Apakah sebaiknya tiang dilindungi pagar keselamatan?

4. Pohon

Memutuskan tindakan yang tepat untuk pepohonan yang ditanam dalam ruang bebas adalah tugas yang sulit dan sensitif. Usulan apa pun untuk menebang pohon akan menimbulkan kekhawatiran publik dan lingkungan. Saat menghadapi dilema ini, mungkin kita perlu mempertimbangkan pilihan lain untuk meningkatkan keselamatan di jalan itu.

Di mana ada sejarah tabrakan dengan pohon di sisi jalan, dan kita sudah melakukan semua yang dapat dilakukan untuk menjaga kendaraan tetap di jalan, mungkin kita dapat mencoba menebang pepohonan dalam ruang bebas secara bertahap selama sekitar 10 tahun. Jangka waktu ini memungkinkan tumbuhnya pohon pengganti di jarak yang lebih sesuai dari jalan. Dengan teknik ini, ruang bebas yang diinginkan dapat dibuat dalam jangka waktu tertentu tanpa kesulitan yang berhubungan dengan program penebangan pohon.

5. Drainase

Drainase terbuka yang dalam dan bersisi curam merupakan ciri umum sisi jalan di Indonesia. Begitu umum sampai banyak ahli teknik tidak melihatnya sebagai hazard sisi jalan. Sayangnya drainase merupakan hazard yang sangat nyata, terutama bagi pengendara motor dan kendaraan kecil yang ke luar dari jalan.

Opsi untuk memperlakukan drainase yang berisiko termasuk :

a. Hilangkan, gantikan drainase dengan jaringan pipa bawah tanah.

b. Relokasi, ke area di luar ruang bebas. Semakin jauh dari jalan, semakin berkeselamatan pula drainase.

c. Ubah semua drainase harus ditutupi, untuk keselamatan jalan dan kenyamanan pejalan kaki. Penutup drainase beton sudah umum digunakan, namun cenderung mudah patah. Penutup besi juga dimungkinkan, tetapi rentan akan pencurian. Mungkin sudah saatnya seorang ahli teknik yang inovatif mengembangkan drainase dan penutup siap pakai yang dapat dikunci dan hanya dibuka untuk pemeliharaan?

d. Tutupi, gunakan pagar keselamatan untuk menutupi drainase. Biasanya ini sulit di area perkotaan dan dapat  memblokir jalur pejalan kaki.

e. Delineasi, delineasi drainase (dengan patok pengarah) sebagai kemungkinan perlakuan  yang murah namun bersifat sementara.

6. Jembatan

Jembatan adalah bagian penting jaringan jalan. Jembatan juga menimbulkan isu keselamatan khusus, jembatan merupakan titik penyempitan di jalan dan juga memiliki beragam hazard sisi jalan.

Tembok ujung jembatan (tembok fedada/parapet) adalah hazard sisi jalan yang umum di Indonesia. Cara yang dapat diterima untuk melindungi pemakai jalan dari hazard ini adalah memasang pagar semikaku di setiap pendekat ke jembatan, yang secara terhubung kuat dengan tiang di ujung jembatan yang kaku. Ini adalah satu hal yang tidak dilakukan secara berkeselamatan di Indonesia dewasa ini. Kebanyakan jembatan kecil tidak memiliki pagar sama sekali untuk melindungi parapet. Jika pagar baja profil W dipasang  di pendekat jembatan, biasanya berakhir sebelum  parapet. Hal inimenimbulkan masalah keselamatan yang besar.

Mengapa? Karena kendaraan lepas kendali yang menabrak pagar baja profil W beberapa meter sebelum tembok jembatan/parapet akan mendorong pagar ke belakang. Pada saat yang sama, pagar berusaha mengarahkan kendaraan berbalik ke arah jalurnya semula. Namun, ini justru akan mengarahkan kendaraan langsung  ke pagar jembatan. Masalah ini disebut “pocketing”.

Untuk menghindari masalah pocketing, sebaiknya dilakukan hal-hal berikut :

a. Mengurangi jarak tiang pagar baja profil W hingga lebih dekat ke jembatan; dan

b. Menghubungkan pagar baja profil W dengan kuat ke parapet jembatan.

Standar desain mensyaratkan agar pagar baja profil W yang akan disambung dengan parapet jembatan dibuat lebih kaku (jarak normal tiang penyangga pagar baja 2,5 m diperpendek menjadi 1 m pada bagian yang diperkaku). Transisi dari pagar semikaku ke parapet  jembatan yang kaku penting untuk mengarahkan kembali kendaraan melewati tiang ujung jembatan karena jika tidak, kendaraan akan menyangkut.

7. Gorong-Gorong (Culvert)

Gorong-gorong besar menimbulkan masalah yang sama dengan jembatan, bedanya pembangunan gorong-gorong biasanya tidak terlalu mahal. Karena itu gorong-gorong lebih mudah untuk diperpanjang dan berakhir di luar ruang bebas.

Pilihan penanganan gorong-gorong yang berbahaya adalah :

a. Menyingkirkan, menyingkirkan gorong-gorong, namun drainase  akan terpengaruh. Menyingkirkan dinding ujung sehingga mengurangi risiko.

b. Relokasi, memanjangkan ujung gorong-gorong ke area di luar ruang bebas. Semakin jauh dari jalan akan semakin berkeselamatan.

c. Mengubah, memasang dinding ujung gorong-gorong yang dapat dilalui kendaraan untuk meminimalkan  gaya pelambatan pada penumpang kendaraan yang lepas kendali.

d. Menutupi, menggunakan pagar keselamatan untuk menutupi gorong-gorong. Ini memerlukan sedikitnya panjang  pagar 30 m, belum termasuk terminal.

e. Delineasi, delineasi gorong-gorong dengan  patok pengarah sebagai  perlakuan  sementara yang berbiaya rendah.

8. Pagar Keselamatan

Pagar keselamatan merupakan upaya terakhir dalam manajemen hazard sisi jalan. Pagar keselamatan digunakan untuk menutupi objek berbahaya yang dapat mencederai atau membunuh pemakai jalan yang menabraknya.

Pagar hanya boleh digunakan jika keparahan akibat menabrak pagar kurang dari akibat menabrak hazard. Ini karena pagar keselamatan (terlepas dari namanya) juga merupakan hazard sisi jalan. Saat benturan, pagar tabrakan dapat mengakibatkan kerusakan/cedera parah bagi penumpang kendaraan kecil dan sepeda motor.

Kendaraan besar dengan titik berat tinggi, seperti truk dan bus, mungkin tidak akan tertahan dengan aman oleh pagar biasanya kendaraan ini menerobos atau jatuh melompati pagar. Pagar keselamatan diuji (biasanya) untuk menahan mobil, tetapi tidak diuji untuk menahan truk atau bus.

Pagar hanya digunakan pada lokasi yang memerlukan dan pemasangannya dapat dilakukan dengan baik. Pemasangan dan pemeliharaan pagar keselamatan sangat  mahal. Karena itu, pada tahap perancangan jalan, lakukan segala upaya untuk menghilangkan perlunya pagar keselamatan. Penggunaan dan pemasangan pagar harus selalu diaudit dan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pembuatnya.

Jenis Pagar Keselamatan

Ada tiga jenis pagar keselamatan sesuai dengan kekakuannya :
1. Fleksibel : pagar keselamatan kabel baja
2. Semikaku : pagar baja profil W
3. Kaku : pagar beton

1. Pagar Fleksibel

Sistem pagar keselamatan kabel baja yang fleksibel sudah digunakan di banyak negara. Pagar ini (umumnya) terdiri dari tiga atau empat kabel yang ditahan dengan tiang baja pada jarak 2-3 m. Kabel membelok saat ditabrak kendaraan, memandu  kendaraan di sepanjang pagar sementara tiang-tiangnya jatuh satu demi satu. Tiang menyerap  gaya kinetik kendaraan, sehingga kendaraan melambat .

Pagar keselamatan kabel baja adalah bentuk pagar sisi jalan yang sangat toleran, tetapi harus ada jarak memadai antara pagar dan hazard untuk ruang defleksi kabel. Sebagai peraturan dasar, diperlukan jarak 2 m untuk defleksi di antara pagar keselamatan kawat baja dan hazard yang akan ditutupi. Jarak ini sekitar dua kali jarak yang diperlukan oleh pagar baja profil W.

2. Pagar Semikaku

Pagar paling umum pada jalan di seluruh dunia adalah pagar baja profil W. Pagar baja profil W memiliki sejumlah komponen, masing-masing berperan penting dalam keberhasilan operasi pagar saat menahan benturan. 

3. Pagar Kaku (Beton)

Pagar beton digunakan di lokasi di mana tidak ada ruang untuk defleksi. Termasuk lokasi, seperti  median sempit di jalan bebas hambatan atau pada jalan layang. Pagar beton biasanya dibangun sebagai bagian konstruksi jalan, tetapi  unit pre-cast yang ditempatkan di jalan semakin banyak digunakan untuk menyediakan perlindungan jangka pendek (misal di lokasi pekerjaan jalan atau untuk manajemen lalu lintas di persimpangan besar).

Unit pre-cast harus dihubungkan untuk membentuk “rantai” yang berkelanjutan. Jangan pernah menggunakan unit secara individu karena satu unit tidak memiliki kekuatan dan hanya merupakan hazard.

Bagaimana Membuat Hazard Sisi Jalan Lebih Berkeselamatan

Saat menerapkan strategi manajemen hazard sisi jalan pada satu ruas jalan, perlu dipertimbangkan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengelola hazard. Banyak ahli teknik yang langsung memutuskan untuk memasang pagar keselamatan. 

Namun, itu bukan selalu solusi paling baik dan paling berkeselamatan, sebagaimana yang telah diuraikan di depan. Selidiki semua opsi dan hanya pasang pagar keselamatan jika itu satu-satunya opsi yang dapat dipilih dan sesuai dengan lokasi ditinjau dari panjang, lebar, tinggi dan jarak.

Jenis hazard sisi jalan dan pilihan penanganannya di bawah ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan.

Kesimpulan

Bagian pertama strategi manajemen hazard sisi jalan adalah menjaga agar semua kendaraan tetap berada di dalam badan jalan sehingga tidak akan ada korban kecelakaan keluar jalan.

Pastikan jalan tidak berlubang dan bersih dari pasir, kerikil atau lumpur. Kendaraan yang menghindari lubang sering mengancam sepeda motor dari arah berlawanan yang tidak punya pilihan lain kecuali keluar jalan. Kendaraan kecil dan sepeda motor juga dapat terpeleset dan kehilangan kendali jika kerikil, lumpur atau pasir dibiarkan di jalan.

Periksa apakah marka terpelihara dengan baik, kontinu, dan benar. Dijalan bebas hambatan dan jalan arteri lain, marka garis tepi telah terbukti membantu pengemudi atau pengendara tetap berada dijalan.

Periksa apakah semua rambu peringatan, rambu kecepatan dan rambu pengarah memenuhi syarat 6H perambuan yang baik.

Perlebar dan beri perkerasan bahu jalan. Bahu jalan selebar satu meter dengan perkerasan telah terbukti mengurangi tabrakan sampai12%. Bahu jalan dengan perkerasan juga membantu pengendara sepeda motor menghindari tabrakan langsung dan pejalan kaki menghindari tabrakan dari belakang.

Post a Comment for "Manajemen Hazard Sisi Jalan"