Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keselamatan Pejalan Kaki Di Jalan Raya

Keselamatan-Pejalan-Kaki-Di-Jalan-Raya
Keselamatan Pejalan Kaki Di Jalan Raya

Pejalan kaki adalah pengguna jalan yang teramat rentan ketika terjadi kecelakaan. Dalam kejadian tabrakan dengan kendaraan bermotor, pejalan kaki paling berisiko cedera, sering kali parah. Jika tabrakan terjadi dalam kecepatan lebih tinggi dari 40km/jam, terdapat 50% kemungkinan pejalan kaki tewas. Mereka selalu bergerak dan ada di mana pun, kapan pun. Mereka menyebar di jaringan jalan dan terlihat sepanjang waktu baik siang maupun malam, di segala cuaca, dan di segala tipe jalan.

Pejalan kaki hanya mendapat sedikit bantuan di jalan srperti zebra cross dalam kondisi buruk dan sering diabaikan oleh pengemudi/pengendara. Jembatan penyeberangan, dari beton atau baja, yang terdapat di kota besar tidak disukai karena tinggi, licin saat basah, dan seringkali jauh dari tempat pejalan kaki menyeberang.

Seorang ahli rekayasa keselamatan jalan dapat mengubah keadaan secara positif dengan khusus memperhatikan kebutuhan pejalan kaki akan keselamatan. Memfokuskan perhatian pada empat kelompok pejalan kaki: usia muda, manula, difabel, dan pejalan kaki mabuk atau teler.

Pejalan Kaki Berisiko Tinggi

Semua pejalan kaki perlu dibantu. Namun, menurut data tabrakan internasional, ada empat kelompok pejalan kaki yang berisiko lebih besar daripada lainnya di jalan :

a. Usia muda
b. Manula
c. Penyandang Cacat
d. Mabuk dan teler

Keempat kelompok ini membutuh perhatian khusus. Saat menginspeksi sebuah lokasi di pagi hari yang cerah, bayangkan kemampuan melihat garis pandang setinggi anak-anak. Atau bayangkan manula yang hanya mampu berjalan perlahan harus berjuang untuk menyeberangi jalan sibuk dan basah di sore hari. Saat ahli rekayasa keselamatan jalan dan rekan sejawat mampu berempati terhadap kebutuhan kelompok tersebut akan keselamatan, maka dapat meningkatkan keselamatan mereka.

1. Anak-Anak Dan Usia Muda

Pejalan kaki usia muda cenderung terlibat tabrakan di jalan pada siang hari dan umumnya dalam perjalanan ke dan dari sekolah. Mereka cenderung tertabrak di dekat rumah, di jalan lingkungan, tetapi juga di jalan arteri dan jalan raya. Memasang fasilitas pejalan kaki akan sia-sia karena anak-anak di bawah 10 tahun tidak mampu menilai kegunaannya bagi keselamatan mereka. Pengawasan orang dewasa diperlukan jika tempat penyeberangan dipasang khusus untuk anak-anak sekolah.

2. Manula

Tabrakan pejalan kaki yang berusia lanjut cenderung berakibat lebih parah daripada yang berusia muda. Penyembuhan cedera pada manula juga lebih lambat. Tabrakan itu cenderung didistribusikansecara luas di jaringan jalan baik pada siang maupun malam hari.

3. Penyandang Cacat/ Disabilitas

Rekayasa keselamatan jalan mencakup juga individu yang kemampuan penglihatan dan fisiknya berbeda. Kebutuhan mereka untuk bergerak lebih mudah adalah permukaan rata, ramp kerb dan jalur pejalan kaki (trotoar) bebas dari hambatan.

4. Tak sadar (mabuk atau teler)

Di negara Barat, pejalan kaki yang mabuk atau teler mendominasi tabrakan parah pada malam hari. Sekitar 40% tewas dalam tabrakan di malam hari adalah pejalan kaki dewasa yang kandungan alkohol dalam darahnya lebih dari 0.15%, artinya tiga kalidari batas legal bagi pengemudi/pengendara di negara-negara itu. Lebih sedikit yang diketahui mengenai pejalan kaki yang teler, namun mereka juga menempuh risiko di jalan, sering kali pada malam hari dan biasanya di kota besar.

Strategi Menjamin Keselamatan Pejalan Kaki

Ada tiga strategi yang dapat diupayakan untuk keselamatan bagi pejalan kaki: segregasi, separasi, dan integrasi.

1. Segregasi

Membedakan perlakuan terhadap pejalan kaki dari kendaraan bermotor di dalam jaringan jalan. Di satu sisi sediakan jalur pejalan kaki, di sini motor tidak boleh masuk, dan di sisi lain yang merupakan jalan bebas hambatan, di sini pejalan kaki tidak boleh masuk. Kategori ini mencakup juga jembatan penyeberangan dan terowongan untuk pejalan kaki.  

Strategi ini mahal dan sering diperlukan oleh proyek besar seperti pembangunan jalan bebas hambatan baru atau mall besar. Strategi ini jarang digunakan hanya untuk tujuan keselamatan jalan.

Jalan bebas hambatan adalah jalan berkecepatan tinggi dan bervolume tinggi ini dirancang untuk bebas dari pejalan kaki. Penting untuk memastikan bahwa pejalan kaki tidak berada di jalan bebas hambatan. Pagar di luar jalan bebas hambatan sangat penting karena melarang akses pejalan kaki.

Minibus tidak diizinkan berhenti di sepanjang jalan bebas hambatan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Penumpang adalah pejalan kaki; begitu berada di luar bus mereka, mereka berisiko tertabrak kalau berjalan atau menyeberangi jalan itu.

2. Separasi

Memisahkan pejalan kaki dari kendaraan bermotor, baik dalam waktu dengan APILL maupun dalam ruang dengan penampungan. Ini strategi yang biasanya digunakan oleh ahli rekayasa keselamatan jalan.

Masih banyak APILL tidak dilengkapi dengan tempat pejalan kaki, tidak ada lampu pejalan kaki, dan tidak ada tombol tekan bagi pejalan kaki yang ingin menyeberang. Kebanyakan APILL persimpangan tidak memiliki zebra cross dan tidak ada ramp kerb yang mendukunguntuk pejalan kaki menyeberang di titik ini.

Pejalan kaki malah harus mencari jalan di tengah jalan yang sibuk tanpa bantuan apa pun. Karena tidak mendapat separasi dalam waktu yang mereka butuhkan, banyak yang memaksa masuk ke lalu lintas padat. Perbuatan mereka memutus total aliran lalu lintas dan menurunkan kemampuan persimpangan. Maka mereka berisiko ditabrak oleh sepeda motor atau mobil yang tetap melaju di persimpangan.

3. Integrasi

Mengakui bahwa pejalan kaki dan kendaraan bermotor harus berbagi jalan. Dalam hal ini, biasanya kendaraan bemotor mempunyai ruang milik jalan, tapi rekayasa keselamatan jalan yang baik akan mempertahankan kecepatan rendah kendaraan, garis pandang bagus, dan bahu jalan lebar. 

Pada suatu masa, ahli teknik enggan menerapkan strategi ini, mungkin karena berpikir bahwa mereka tidak melayani pejalan kaki secara memadai. Namun, khusus di area pedesaan, membantu pejalan kaki berintegrasi secara selamat dengan lalu lintas bermotor patut diupayakan dan merupakan strategi yang positif.

Jenis Jenis Penyeberangan Pejalan Kaki

1. Penyeberangn Pelican

Penyeberangn Pelican tampak identik dengan perangkat POS konvensional. Namun, operasinya agak berbeda: APILL terbuka bagi lalu lintas (setelah lampu merah bagi pengemudi) dengan tampilan kuning berkedip. 

Tampilan kuning berkedip ini perlu dukungan dari UULLAJ, artinya pengemudi/pengendara boleh memasuki tempat penyeberangan dan jalan terus hanya jika mereka memberi jalan kepada pejalan kaki yang tersisa di penyeberangan.

Penyeberangan Pelican memberikan layanan tingkat istimewa kepada pejalan kaki. Selain itu, mengurangi rata-rata 40% penundaan pengemudi/pengendara dibandingkan POS konvensional.

Keselamatan-Pejalan-Kaki-Di-Jalan-Raya-01
Keselamatan Pejalan Kaki Di Jalan Raya 01

2. Penyeberangan PUFFIN

Penyeberangan PUFFIN juga tampak identik dengan POS. Ada isyarat merah/kuning/hijau yang tampil untuk pengemudi/pengendara dan merah/hijau untuk pejalan kaki. Sebagai tambahan, ada detektor di atas setiap isyarat utama. Kedua detektor itu menghadap ke bawah dan ke arahmarka penyeberangan. Fungsinya sama seperti pintu otomatis di pintu utama mal besar mengenali pejalan kaki yang ada di sana dan mengaktifkan pintu. 

Detektor PUFFIN mengaktifkan perpanjangan waktu bebas (orang merah berkedip) jika mendeteksi siapa pun di tempat penyeberangan pada akhirmasa jalan normal. Perangkat itu menganggapkan penyeberang mungkin manula atau difabel dan memperpanjang waktu bebas untuk membantu mereka menyeberang.

3. Zebra Cross Dengan atau Tanpa APILL Kedip

Zebra cross adalah tempat penyeberangan yang diberi marka garis putih sejajar menyeberangi jalan, di dekatnya diberi rambu Pejalan Kaki Penyeberang yang biasa di setiap pendekatnya. 

Tempat penyeberangan ini memberi separasi waktu kepada pejalan kaki, tapi hanya kalau pengemudi dan pengendara mematuhi Peraturan. Sementara UULLAJ mewajibkan pengemudi dan pengendara untuk memberi jalan kepada pejalan kaki di tempat penyeberangan, saat ini langka pengemudi dan pengendara yang patuh.

Biaya pembuatan zebra cross relatif rendah dan sangat cocok untuk lingkungan perkotaan yang jalannya berkecepatan rendah zebra cross tidak cocok untuk jalan kecepatan tinggi (diatas 60 km/jam) atau di area perdesaan.

4. Penyeberangan Di Sekolah 

Bentuk penyeberangan ini belum digunakan di Indonesia, tetapi akan sangat berguna. Penyeberangan jalan di sekolah yang menggunakan bendera efektif dan murah karena perangkatnya berfungsi “paruh waktu” dan digunakan oleh siswa. 

Bentuknya sepasang garis marka penyeberangan dan di dekatnya dipasang patok berwarna merah putih. Di patok itu dipasang bendera yang sangat mencolok bertuliskan ANAK-ANAK MENYEBERANG. 

Saat bendera ditampilkan, penyeberangan itu legal secara hukum. Penyeberangan ini diperlukan pada saat siswa menyeberang jalan untuk masuk dan pulang sekolah. Penanggung jawab dewasa (mungkin dari sekolah atau dari rumah di sebelahnya) bertanggung jawab menampilkan bendera ini.

5. Separasi Ruang 

Dengan menyediakan separasi ruang, pejalan kaki akan sangat terbantu. Artinya, mereka diberi ruang sendiri disisi jalan tempat mereka bisa berdiri, menunggu, dan memilih waktu untuk menyeberang dengan selamat. Satu bentuk separasi ruang adalah penampungan pejalan kaki. Itulah pulau lalu lintas kecil yang ditempatkan di pusat jalan. Pulau itu dirancang untuk mencolok bagi pengemudi dan pengendara yang menghampiri. Di situ tersedia ruang bagi pejalan kaki untuk menunggu saat menyelesaikan penyeberangannya di jalan.

Tipe lain separasi ruang adalah pemanjangan kerb. Kerb semacam itu akan menyempitkan jalur jalan sehingga berkurang jarak perjalanan pejalan kaki saat menyeberangi jalan.

Pengendara Sepeda Motor

Di area perkotaan, sepeda motor mendominasi ruang jalan. Perilaku buruk pengendaranya juga menjadi masalah. Terlalu banyak pengendara sepeda motor yang melawan arus, ada yang melanggar lampu merah di persimpangan, terlalu banyak yang berkendara di jalur pejalan kaki untuk menghindari kemacetan lalu lintas. 

Kebaikan yang patut disadari adalah inisitaif keselamatan jalan yang dikenalkan kepada pengguna mobil, truk, dan bus juga akan menjamin keselamatan pengendara sepeda motor. Dengan memastikan penggunaan rambu dan delineator yang benar, marka garis yang tepat, memperhatikan objek berbahaya pada sisi jalan, dan memastikan bahwa persimpangan berkeselamatan sekaligus praktis, maka akan membantu pengguna jalan, termasuk pengendara sepeda motor.

Namun, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian khusus untuk membantu pengendara sepeda motor :

a. Lapisi bahu jalan dengan aspal.

b. Pelihara jalan dan bebaskan dari lubang, pasir, lumpur, dan tanah keras.

Pesepeda dan Lain-lain

Pesepeda akan terbantu jika bahu jalan di perdesaan diaspal dan jika jalan terpelihara, artinya terbebas dari lubang, pasir, tanah keras, dan lumpur. 
Pesepeda membutuhkan ketiga unsur ini agar selamat dan efisien :
a. Ruang lateral yang terbebas dari interferensi kendaraan bermotor yang lebih besar dan lebih cepat.

b. Konektivitas, jalur yang menerus tanpa tonjolan.

c. Permukaan yang rata, terbebas dari lubang, saluran yang tidak ditutupi, pasir, lumpur, dan kerikil.

Memberikan garis marka yang menerus juga harus menjadi tujuan ahli rekayasa keselamatan jalan. Lalu lintas akan merasa mudah berada di lajur yang benar jika marka konsisten di sepanjang jalan. Ini akan membantu mereka saat menyusul pesepeda.

Perhatikan dengan cermat jembatan. Jembatan sering menjadi titik jalur yang menyempit dan merupakan masalah bagi pesepeda dan pengendara sepeda motor. Padahal, hampir mustahil memperlebar jembatan. 

Kesimpulan

Dalam kejadian tabrakan dengan kendaraan bermotor, pejalan kaki paling berisiko cedera, sering kali parah. Seorang ahli rekayasa keselamatan jalan dapat mengubah keadaan secara positif dengan khusus memperhatikan kebutuhan pejalan kaki akan keselamatan. 

Pejalan kaki memerlukan sarana untuk berjalan dan menyeberang di jalan raya seperti zebra cross, jembatan penyeberangan dan terowongan.

Post a Comment for "Keselamatan Pejalan Kaki Di Jalan Raya"