Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keselamatan Pada Bundaran Jalan

Keselamatan-Pada-Bundaran-Jalan
Keselamatan Pada Bundaran Jalan

Studi di negara lain menunjukkan bahwa bundaran mampu mengurangi kecelakaan lalu lintas. Di Australia, bundaran memiliki nilai faktor reduksi tabrakan 85%. Artinya, dalam perhitunganrasio biaya dan manfaat (Benefit Cost Ratio- BCR) terhadap usulan penanganan persimpangan, ahli teknik dapat memperkirakan akan terjadi pengurangan sebesar 85% dari semua tabrakan jika persimpangan tersebut dirubah menjadi bundaran.

Definisi Bundaran

Bundaran adalah jenis khusus kendali persimpangan yang terdiri dari sebuah pulau berbentuk bundar sebagai pusat persimpangan dimana lalu lintas harus berjalan searah jarum jam mengitarinya. Sebelum masuk bundaran pengemudi diwajibkan untuk memberi jalan kepada lalu lintas yang sudah berada di bundaran.

Sebagai bentuk kendali persimpangan, bundaran lebih berkeselamatan karena :
- Menyederhanakan proses pengambilan keputusan oleh pengemudi
- Mengurangi kecepatan tabrakan relatif
- Mengurangi titik konflik dari 32 (di simpang empat) menjadi hanya 4 titik.

Indonesia memiliki sejumlah bundaran yang memiliki catatan kecelakaan lalu lintas. Sementara data kecelakaan di bundaran secara akurat tidak tersedia, ada spekulasi umum bahwa banyak terjadi kecelakaan pada lokasi bundaran. 

Hal ini mungkin disebabkan oleh satu atau lebih alasan di bawah ini :
a. Pengemudi tidak mengetahui bagaimana menggunakan bundaran dengan benar. Beberapa pengemudi berjalan di arah yang salah. Yang lain tidak memberi jalan pada kendaraan di dalam bundaran. Hal tersebut akan mengakibatkan gangguan terhadap lalu lintas di dalam bundaran hingga dapat memblokir pergerakan kendaraan di bundaran apabila kendaraan lainya juga ‘memaksa’ masuk ke bundaran

b. Beberapa bundaran terletak di lokasi persimpangan yang sebaiknya diatur dengan bentuk lain kendali lalu lintas

c. Banyak bundaran di Indonesia tidak memiliki sudut belokan pendekat yang memadai. Hal in merupakan persyaratan penting untuk mengurangi kecepatan dan meminimalkan  sudut konflik.

d. Banyak bundaran di Indonesia tidak dilengkapi dengan rambu dan marka yang benar

e. Beberapa bundaran tidak memiliki penerangan pada malam hari–sehingga menjadi hazard bagi lalu lintas

f. Hanya sedikit bundaran di Indonesian yang mengakomodasi pergerakan pejalan kaki.

Komponen Dasar Sebuah Bundaran

Sebuah bundaran  yang berkeselamatan memiliki :
a. Tiga atau lebih pendekat.

b. Sudut pembelok yang sesuai di setiap pendekat, yang berfungsi untuk membelokkan setiap kendaraan ke arah kiri sebelum memasuki bundaran.Hal ini akan memaksa pengemudi mengurangi kecepatannya dan memberikan jalan bagi kendaraan yang berada di dalam bundaran. Hal ini juga berguna mengarahkan kendaraan pada sudut dimana kecepatan tabrakan relatif menjadi rendah.

c. Pulau pemisah, baik berupa median yang ditinggikan maupun marka di setiap kaki pendekat. Kombinasi pulau pemisah dan marka garis digunakan untuk membelokkan kendaraan di setiap pendekat.

d. Sebuah jalur jalan melingkar  yang cukup lebar untuk memuat satu lajur. Lebar lajur harus dapat mengakomodasi radius belokan kendaraan rencana.Bundaran dengan satu lajur umumnya memiliki lebar jalur melingkar 7 m; Bundaran dengan dua lajurumumnya memiliki lebar 10-11 m.

e. Sebuah pulau lalu lintas berbentuk lingkaran di pusat bundaran yang mencolok. Secara umum, bundaran dengan diameter lebih besar memiliki kecepatan pendekat yang lebih berkeselamatan. Diameter yang lebih besar juga menyediakan jarak pandang yang lebih baik dan sudut pembelok yang lebih baik untuk lalu lintas berkecepatan tinggi(seperti wilayah rural). Bundaran dengan diameter yang besar sebaiknya digunakan pada jaringan jalan dengan kecepatan tinggi untuk alasan keselamatan.

f. Drainase yang baik. Umumnya, jalur jalan melingkar memiliki kemiringan melintang 3%, ke arah luar bundaran. Ini merupakan pilihan termurah. Pemasangan saluran di dalam dan di bawah pulau juga memungkinkan, namun dapat menjadi mahal. Jika terblokir, dapat  membanjiri jalur jalan dan menimbulkan permasalahan keselamatan dan kapasitas.

g. Jumlah lajur yang sama pada pendekat dan penjauh.

Lokasi Yang Sesuai Untuk Bundaran

Pengalaman internasional menunjukkan bahwa bundaran paling sesuai pada lokasi berikut :
a. Persimpangan dengan kendali rambu ‘larangan berjalan terus (Berhenti dan Beri Jalan)’ yang menimbulkan penundaan yang besar bagi kendaraan di jalan minor.

b. Persimpangan dengan volume lalu lintas belok kanan yang tinggi (tidak seperti  kebanyakan persimpangan, bundaran sebenarnya mempunyai kelebihan karena sejumlah kendaraan akan berbelok kanan sehingga membantu “menyeimbangkan” arus dan menciptakan situasi ‘beri jalan’).

c. Persimpangan di perdesaan yang memiliki masalah tabrakan kecepatan tinggi.

d. Persimpangan dimana lalu lintas utama berbelok di persimpangan. Hal ini banyak terjadi di kota kecil dan perdesaan.

e. Persimpangan Y dan T, pertemuan dua jalan utama, dan memiliki banyak pergerakan belok kanan.

f. Ketika persimpangan dengan APILL menyebabkan tundaan dan antrean yang lebih panjang dibandingkan bundaran.

g. Persimpangan pada jalan lingkungan yang tidak memiliki prioritas pergerakan.

h. Persimpangan dengan  lebih dari 4 kaki pendekat.

Bundaran yang seimbang adalah bundaran yang semua pendekatnya bekerja “bersama” untuk menjamin  bahwa setiap pendekat memperoleh kesempatan yang adil untuk masuk bundaran. Dalam diagram di atas, kendaraan yang belok kanan dari Pendekat A menyebabkan kendaraan dari Pendekat C menunggu, memungkinkan kendaraan dari Pendekat D untuk masuk.

Keselamatan-Pada-Bundaran-Jalan-01
Keselamatan Pada Bundaran Jalan 01

Jika Pendekat C dan D sedang padat lalu lintasnya, sementara Pendekat A dan B hanya sedikit lalu lintasnya (misal selama jam sibuk pagi hari) antrean sepanjang Pendekat D akan menjadi sangat panjang. Jika ada sejumlah kendaraan yang belok kanan dari Pendekat A atau sejumlah kendaraan menerus dari Pendekat B, yang membuat lalu lintas dari Pendekat C menunggu, maka antrean panjang di Pendekat D akan berkurang. Hal ini yang disebut “bundaran seimbang”.

Lokasi Yang Tidak Sesuai Untuk Bundaran

Secara umum, bundaran bukanlah alternatif yang baik untuk lokasi berikut ini :
a. Apabila desain geometris (bundaran) yang berkeselamatan tidak dapat terpenuhi
b. Arus lalu lintas di pendekat “tidak seimbang”
c. Jalan utama memotong sebuah  jalan kecil dan tundaan di jalan utama tidak dapat diterima
d. Dimana banyak pejalan kaki, dan sulit memberikan fasilitas yang sesuai
e. Di persimpangan yang terisolasi dalam sebuah jaringan persimpangan bersinyal
f. Dimana dibutuhkan lajur ‘contra-flow’ pada jam sibuk
g. Jika banyak terdapat kendaraan yang over-dimensi melalui jalan tersebut

Meningkatkan Keselamatan Di Bundaran

Jika terdapat titik rawan kecelakaan yang berada di sebuah bundaran, kita dapat berbuat banyak. Biasanya sangat  mahal untuk menukar geometrinya, jadi kita perlu melihat perambuan dan marka untuk mengubah keadaan.

Memeriksa lokasi – pada siang dan malam hari. Lihat apa yang dilakukan pengemudi, pengendara, pejalan kaki. Apakah lokasi berada di kota atau di desa? Kita patut bertanya pada diri sendiri :
a. Apakah ada risiko tipu mata di satu atau lebih pendekat?
b. Apakah pendekat berkecepatan rendah?
c. Apakah jarak pandang pendekat (JPP) dan jarak pandang berkeselamatan di persimpangan (JPBP) memuaskan?
d. Apakah pengemudi/pengendara memberi jalan di tempat masuk?
e. Apakah semua rambu mencolok dan benar?
f. Apakah semua marka garis mencolok dan benar?
g. Apakah perlu penerangan?

Desain Bundaran Baru Yang Berkeselamatan

Begitu kita memutuskan membuat  bundaran  di persimpangan, ada masalah desain yang harus diperhitungkan :
a. Jumlah lajur, hanya memberikan jumlah minimal lajur lalu lintas sesuai dengan kapasitas. Tingkat tabrakan meningkat bila lebih banyak digunakan lajur.

b. Pembelokan, sangat penting untuk meminimalkan kecepatan pendekat yang relatif dan juga menciptakan sudut tumbukan yang dangkal.

c. Merancang bundaran untuk semua kendaraan yang memberi jalan pada arah kanan, jangan pernah mempertimbangkan situasi apa pun yang mengizinkan lalu lintas mengambil prioritas! Kita mungkin memutuskan untuk memasang rambu informasi tambahan sekitar enam bulan pertama sampai pengemudi/pengendara terbiasa dengan persimpangan baru.

d. Lampu jalan, perlu dan lebih disukai di tengah pulau pusat.

e. Marka garis yang tebal, khususnya untuk garis Beri Jalan.

f. Perambuan harus benar, rambu pengatur di garis tunggu, rambu pengarah dini di pendekat jalan utama (dan mungkin saja bukan jalan utama), dan jika kecepatan mendekat tinggi, pasang  juga rambu peringatan dini.

Kesimpulan

Bundaran merupakan bentuk kendali persimpangan yang paling berkeselamatan jika memenuhi unsur dasar desain. Sebagai bentuk kendali persimpangan, bundaran lebih berkeselamatan karena menyederhanakan proses pengambilan keputusan oleh pengemudi, mengurangi kecepatan tabrakan relatif dan mengurangi titik konflik dari 32 (di simpang empat) menjadi hanya 4 titik.

Post a Comment for "Keselamatan Pada Bundaran Jalan"