Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Jalan Lentur
Jenis Kerusakan Pada Jalan Lentur |
Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi darat yang menghubungkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Namun apabila jalan mengalami kerusakan akan mengakibatkan gangguan kelancaran, kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan.
Tipe Perkerasan Jalan Lentur
Perkerasan jalan lentur dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:
A. Perkerasan Lentur Berlapis Penutup (Flexible Paved Roads)
B. Perkerasan Lentur Tanpa Lapis Penutup (Flexible Unpaved Roads)
B. Perkerasan Lentur Tanpa Lapis Penutup (Flexible Unpaved Roads)
A. Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur Berlapis Penutup (Flexible Paved Roads)
1. Kegemukan Aspal (Bleeding)
Lokasi kerusakan:
Dapat terjadi pada sebagian atau seluruh permukaan jalan.
Ciri-ciri :
Tampak lelehan aspal pada permukaan jalan, permukaan jalan tampak lebih hitam dan mengkilat dari bagian yang lain.
Kemungkinan penyebab utama :
Pemakaian aspal yang tidak sesuai baik dalam jumlah (kadar aspal terlalu tinggi) maupun jenisnya.
Akibat :
Bila dibiarkan, akan menimbulkan lipatan-lipatan (keriting) atau lubang-lubang pada permukaan jalan, dan menyebabkan jalan licin (berbahaya bagi pemakai jalan).
2. Retak Garis
Lokasi kerusakan :
a. Retak Memanjang : arah sejajar dengan sumbu jalan, biasanya pada jalur roda kendaraan atau sepanjang tepi perkerasan atau pelebaran.
b. Retak Melintang : arah memotong sumbu jalan. Terjadi pada sebagian atau seluruh lebar jalan.
Ciri-ciri :
Tampak celah-celah retakan memanjang atau melintang pada permukaan jalan.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Kesalahan pelaksanaan, terutama pada sambungan pelaksanaan atau sambungan pelebaran.
b. Pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan persyaratan.
c. Penyusutan atau retak pada lapisan pondasi.
d. Penyusutan pada tanah dasar, terutama untuk tanah lempung ekspansif (expansive clay).
Akibat :
Bila dibiarkan, air hujan akan meresap ke dalam konstruksi perkerasan dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah seperti lubang-lubang, ambles.
3. Retak Rambut (Hair Cracks) Dan Retak Kulit Buaya (Alligator Cracks)
Lokasi kerusakan :
Dapat terjadi pada alur roda atau pada bagian lain dari permukaan jalan.
Ciri-ciri :
Tampak retakan dengan arah tidak beraturan dan saling berpotongan. Lebar retakan < 2 mm (retak rambut).
Lebar retakan > 2 mm (retak k. buaya)
Kemungkinan penyebab utama :
a. konstruksi perkerasan tidak kuat mendukung beban lalu-lintas yang ada.
b. apis permukaan terlalu tipis
c. pemilihan campuran yang terllu kaku untuk lapis permukaan yang tipis.
d. kelelahan lapis permukaan akibaat beban lalu-lintas dan umur jalan.
e. daya dukung tanah (badan jalan) sangat rendah atau menurun akibat meresapnya air kedalam konstruksi perkerasan.
f. stabilitas atau pemadatan lapis permukaan tidak memadai.
Akibat :
a. Bila dibiarkan, kerusakan jalan akan lebih parah karena pengaruh air yang meresap.
b. Retak rambut akan berkembang menjadi retak kulit buaya.
c. Retak kulit buaya akan berkembang menjadi lubang dan ambles.
4. Alur (Ruts) Tanpa Retak
Lokasi kerusakan :
Pada bagian jalan yang sering dilalui roda kendaraan (jalur roda).
Ciri-ciri :
Terjadi cekungan permanen pada jalur roda kendaraan. Pada kondisi ekstrim penampang jalan berbentuk W, dan tampak bagian aspal yang terdesak kesamping (jembul).
Kemungkinan penyebab utama :
a. Lapis tanah dasar atau pondasi tidak kuat mendukung beban lalu-lintas karena salah perencanaan atau kurang pemadatan.
b. Stabilitas lapis permukaan tidak memenuhi syarat, karena salah campuran atau kurang pemadatan.
c. Pengaruh jumlah dan beban lalu lintas yang melebihi jumlah dan beban rencana.
d. Perubahan sifat aspal akibat cuaca (panas) atau tumpahan minyak.
e. Campuran aspal yang digunakan tidak baik, misalnya : kadar aspal tidak terlalu tinggi, terlalu banyak bagian halus (filler), pemakaian kerikil bulat, dan kurang pemadatan.
Akibat :
a. Membahayakan keselamatan pemakai jalan.
b. Alur akan diikuti retakan dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah terutama pada musim hujan, seperti lubang-lubang.
5. Alur (Ruts) Dengan Retakan
Lokasi kerusakan :
Pada bagian jalan yang sreing dilalui roda kendaraan (jalur roda), pada tepi perkerasan.
Ciri-ciri :
Tampak cekungan permanen dan retakan pada permukaan jalan.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Tebal perkerasan tidak memdai.
b. Pengaruh jumlah dan beban lalu-lintas yang melebihi jumlah dan beban rencana.
c. Akibat meresapnya air dari bahu jalan atau saluran.
d. Kadar lempung tinggi pada lapisan pondasi.
Akibat :
a. Membahayakan keselamatan pemakai jalan.
b. Bila dibiarkan, menimbulkan kerusakan yang lebih parah terutama pada musim hujan, seperti lubang-lubang.
6. Kerusakan Tepi (Edge Break)
Lokasi kerusakan :
Pada sebagian atau sepanjang tepi perkerasan.
Ciri-ciri :
Tampak retakan dan kerusakan lapisan permukaan pada tepi perkerasan.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Bagian tepi perkerasaan sering dilalui kendaraan karena jalan terlalu sempit atau untuk parkir.
b. Kurangnya dukungan dari bahu jalan, karena bahu jalan terlalu rendah (akibat tergerus air) atau karena bahu jalan tidak padat.
c. Kepadatan lapis permukaan di tepi perkerasan tidak memadai.
d. Pengaruh air yang meresap dari bahu jalan.
Akibat :
a. Kerusakan akan cepat merambat ke bagian jalan yang lain.
b. Membahayakaan bahu jalan.
7. Keriting (Corrugations)
Lokasi kerusakan :
Dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan.
Ciri-ciri :
Permukaan jalan tampak bergelombang atau keriting dengan arah tegak lures sumbu jalan.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Terjadi pergeseran bahan perkerasan jalan.
b. Lapis perekat antara lapis permukaan dan lapis pondasi tidak memadai.
c. Pengaruh roda kendaraan, terutama di daerah dimana kendaraan sering berhenti (mengerem) atau menambah kecepatan, misainya di persimpangan jalan.
d. Salah satu lapis perkerasan tidak cukup kaku akibat kesalahan perencanaan atau pelaksanaan.
Akibat :
Membahayakan keselamatan pemakai jalan, dan mengurangi kenyamanan.
8. Lubang-Lubang (Potholes)
Lokasi kerusakan :
Dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan.
Ciri-ciri :
Bahan lapis permukaan hilang dan membentuk lubang-lubang bulat.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Merupakan perkembangan dari jenis kerusakan jalan lain (retak, ambles, alur, dan lain-lain) yang tidak segera ditangani.
b. Pengaruh beban lalu-lintas dan cuaca (terutama hujan) akan mempercepat terbentuknya lubang.
Akibat :
a. Membahayakan keselamatan pemakai jalan, dan mengurangi kenyamanan..
b. Bila dibiarkan, kerusakan akan berlanjut sehingga jalan tidak layak dilalui kendaraan.
9. Jembul (Shoving)
Lokasi kerusakan :
Umumnya terjadi disekitar alur roda kendaraan atau ditepi perkerasan.
Ciri-ciri :
Lapis permukaan tampak menyembul terhadap permukaan disekitarnya.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Pengaruh air yang meresap kedalam konstruksi perkerasan.
b. Mutu bahan perkerasan tidak memadai.
c. Pelaksanaan pekerjaan tidak baik.
d. Pengaruh beban kendaraan, terutama yang melebihi beban standar.
Akibat :
a. Membahayakan keselamatan pemakai jalan.
b. Retak-retak akan terbentuk disekitar lokasi jembul dan air yang meresap mempercepat kerusakan lebih lanjut.
10. Penurunan Setempat (Deformation)
Lokasi kerusakan :
Umumnya terjadi disekitar alur roda kendaraann atau ditepi perkerasan.
Ciri-ciri :
Tampak penurunan setempat permukaan jalan membentuk cekungan besar.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Daya dukung konstruksi jalan atau badan jalan tidak memadai atau menurun akibat pengaruh air.
b. Mutu bahan dan pekerjaan konstruksi perkerasan tidak seragam.
c. Kurangnya dukungan samping dari bahu jalan karena konstruksi bahu jalan tidak padat.
Akibat :
a. Membahayakan keselamatan pemakai jalan.
b. Retak-retak akan terbentuk disekitar lokasi penurunan dan air yang meresap akan mempercepat kerusakan lebih lanjut.
B. Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur Tanpa Lapis Penutup (Flexible Unpaved Roads)
1. Alur (Rutting)
Lokasi kerusakan :
Pada bagian jalan yang sering dilalui roda kendaraan (jalur roda).
Ciri-ciri :
Terjadi cekungan permanen pada jalur roda kendaraan. Pada kondisi ekstrim penampang jalan berbentuk W, dan tampak bagian permukaan jalan yang terdesak kesamping (jembul).
Kemungkinan penyebab utama :
a. Pengaruh lalu-lintas (jumlah kendaraan, beban gandar, kecepatan kendaraan).
b. Pengaruh cuaca. Material terlepas pada musim kering dan tercampur lumpur dan lembek pada musim hujan.
c. Gradasi bahan tidak memenuhi persyaratan (terlalu banyak pasir, atau terlalu banyak lempung).
Akibat :
a. Pada musim hujan, alur akan menjadi jalan aliran air dan tergerus sehingga menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
b. Membahayakan pemakai jalan.
c. Menimbulkan kerusakan yang lebih parah, sehingga tidak layak dilalui kendaraan.
2. Keriting (Corrugatons)
Lokasi kerusakan :
Dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan.
Ciri-ciri :
Permukaan jalan tampak bergelombang atau keriting dengan arah tegak lurus sumbu jalan.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Gradasi bahan tidak memenuhi persyaratan (kadar lempung terlalu rendah).
b. Pada musim kering, material akan kehilangan daya ikat (kohesi) dan terlepas akibat pengaruh roda kendaraan.
Akibat :
a. Membahayakan keselamatan pemakai jalan.
b. Menimbulkan kerusakan yang lebih parah, seperti lubang-lubang.
3. Perbakan Kemiringan Melintang (Camber/Crossfall)
Lokasi kerusakan :
Dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan.
Ciri-ciri :
Perubahan kemiringan melintang jalan dari kemiringan semula.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Bahan lapis permukaan aus atau hilang karena pengaruh lalu-lintas.
b. Terjadi penurunan badan jalan yang tidak seragam.
c. Terjadi pergeseran material akibat pengaruh lalu-lintas.
Akibat :
a. Aliran air permukaan akan terhambat, sehingga air menggenang dipermukaan.
b. Air yang tergenang akan segera menyebabkan terbentuknya lubang-lubang atau ambles.
4. Gerusan (Erosion Gullies)
Lokasi kerusakan :
Dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan.
Ciri-ciri :
Tampak alur-alur bekas aliran air, hingga tanah dasar (badan jalan) terlihat. Bagian halus dari material terpisah dan terbawa aliran air. Tergantung lokasi dan arah aliran air, gerusan dapat berupa gerusan tepi perkerasan, gerusan melintang dan gerusan memanjang.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Terlambat menangani kerusakan yang lebih ringan
b. Pengaruh cuaca (terutama hujan, banjir, pasang surut).
c. Kurang pemadatan dan gradasi material tidak memenuhi syarat sehingga daya ikat (kohesi) antara butiran tidak memadai.
d. Selokan samping atau gorong-gorong tidak berfungsi dengan baik.
e. Kemiringan melintang jalan tidak memadai, sehingga air di permukaan jalan tidak dapat segera dialirkan ke selokan.
Akibat :
Bila dibiarkan, jalan akan terputus dan membahayakan pemakai jalan.
5. Lubang (Potholes)
Lokasi kerusakan :
Dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan.
Ciri-ciri :
Bahan lapis permukaan hilang dan membentuk lubang-lubang pada permukaan luas daeah yang dipengaruhi.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Merupakan perkembangan dari jenis kerusakan lain yang tidak segera ditangani.
b. Pengaruh cuaca (terutama hujan) dan lalu-lintas mempercepat terbentuknya lubang-lubang.
c. Selokan samping atau gorong-gorong tidak berfungsi baik, atau muka air tanah tinggi.
Akibat :
a. Membahayakan keselamatan pemakai jalan.
b. Bila dibiarkan, kerusakan akan berlanjut sehingga jalan tidak layak dilalui kendaraan.
6. Ambles (Depressions)
Lokasi kerusakan :
Dapat terjadi pada setiap bagian permukaan jalan.
Ciri-ciri :
Tampak penurunan setempat dari permukaan jalan.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Tanah dasar tidak kuat mendukung beban lalu-lintas karena daya dukungnya rendah atau karena pengaruh air atau mengandung banyak humus.
b. Pengaruh lalu-lintas (kecepatan, jumlah, dan beban gandar).
c. Pemadatan tidak seragam atau tidak memadai.
Akibat :
a. Membahayakan keselamatan pemakai jalan.
b. Bila dibiarkan, akan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah sehingga jalan tidak layak dilalui kendaraan.
7. Aus (Wearing)
Lokasi kerusakan :
Terjadi terutama pada jalur roda kendaraan
Ciri-ciri :
Ketebalan lapisan kerikil berkurang karena pengaruh lalu-lintas, butiran halus hilang karena tererosi atau tertiup angin.
Kemungkinan penyebab utama :
a. Pengaruh lalu-lintas.
b. Pemadatan kurang
c. Kurang partikel halus, sehingga daya lekat (kohesi) antar butiran tidak memadai.
d. Pengaruh cuaca (panas, hujan, angin).
Akibat :
Bila dibiarkan, dapat menimbulkan alur atau ambles.
Kesimpulan
Pada Perkerasan Lentur Berlapis Penutup (Flexible Paved Roads) terdapat 10 jenis kerusakan, antara lain :
1. Kegemukan Aspal (Bleeding)
2. Retak Garis
3. Retak Rambut (Hair Cracks) Dan Retak Kulit Buaya (Alligator Cracks)
4. Alur (Ruts) Tanpa Retak
5. Alur (Ruts) Dengan Retakan
6. Kerusakan Tepi (Edge Break)
7. Keriting (Corrugations)
8. Lubang-Lubang (Potholes)
9. Jembul (Shoving)
10. Penurunan Setempat (Deformation)
Pada Perkerasan Lentur Tanpa Lapis Penutup (Flexible Unpaved Roads) terdapat 7 jenis kerusakan, antara lain :
1. Alur (Rutting)
2. Keriting (Corrugatons)
3. Perbakan Kemiringan Melintang (Camber/Crossfall)
4. Gerusan (Erosion Gullies)
5. Lubang (Potholes)
6. Ambles (Depressions)
7. Aus (Wearing)
Post a Comment for "Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Jalan Lentur"