Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Panduan Teknis 2 Manajemen Hazard Sisi Jalan

Panduan Teknis Manajemen Hazard Sisi Jalan

 PANDUAN TEKNIS 2 MANAJEMEN HAZARD SISI JALAN 
 Bahasa : Indonesia
 Halaman : 89 Halaman
 Format : Pdf
 Sumber : -
 Sifat : GRATIS
Download

ISI EBOOK


Daftar Isi
BAGIAN A – Mengenal Manajemen Hazard Sisi Jalan
1.1 Latar Belakang 
1.2 Manajemen Hazard Sisi Jalan 
1.3 Perencana Dapat “Mengubah Keadaan”  

BAGIAN B - Strategi Manajemen Hazard Sisi Jalan
2.1 Konsep “Ruang Bebas” 
2.2 Menjaga Kendaraan Tetap di Jalan  Menghilangkan Hazard  
2.3 Relokasi Hazard  
2.4 Mengubah Hazard  
2.5 Menutup Hazard  

BAGIAN C - Pagar Keselamatan
3.1 Latar Belakang  
3.2 Pagar Fleksibel   
3.3 Pagar Semi Kaku  
3.4 Pagar Kaku   
3.5 Pertimbangan Perancangan dan Pemasangan
3.6 Terminal (Ujung Pagar) yang Berkeselamatan   
3.7 Spesifikasi Untuk Penggunaan Pagar Keselamatan  Pagar Sementara  

BAGIAN D - Permasalahan Manajemen Hazard Sisi Jalan 
4.1 Pengantar   
4.2 Hazard Sisi Jalan   
4.3 Daerah Bercabang di Jalan Berkecepatan Tinggi   
4.4 Permasalahan Pagar Keselamatan   
4.5 Daerah Bercabang di Jalan Berkecepatan Tinggi   
4.6 Terminal Pagar Keselamatan yang Berkeselamatan   
4.7 Median Buka-Tutup   
4.8 Hazard Pagar Jembatan (Parapet)   
4.9 Keselamatan Sisi Jalan Untuk Pengendara Sepeda Motor   
4.10 Tiang Pemandu (Guide Posts)   
4.11 Kerb   
4.12 Saluran   

Jalan yang terancang baik bertujuan menjaga kendaraan tetap selamat di jalan. Desain jalan yang berkeselamatan dan usaha pemeliharaan yang baik untuk menyediakan kondisi jalan yang berkeselamatan meliputi :
- Alinyemen horizontal dan vertikal yang baik;
- Lebar jalur dan lajur jalan yang memadai;
- Kemiringan normal dan superelevasi yang tepat;
- Jarak pandang yang baik;
- Tersedianya batas jalan dan delineator yang jelas;
- Tersedianya marka jalan dan rambu yang mencukupi;
- Permukaan jalan yang rata;
- Manajemen konflik lalu lintas pada persimpangan;
- Penetapan batas kecepatan kendaraan yang tepat.

Objek tetap adalah Hazard yang berpotensi meningkatkan keparahan jenis tabrakan yang keluar jalan.

Hazard sisi jalan adalah fitur atau objek disamping jalan yang mungkin memengaruhi keselamatan di area sisi jalan. Hazard sisi jalan didefinisikan sebagai objek tetap  apa pun yang berukuran 100 mm atau lebih. Hazard sisi jalan meliputi pula fitur lain (seperti bebatuan atau kemiringan curam) yang dapat  berkonstribusi terhadap keparahan tabrakan sehingga  menyebabkan cedera parah bagi kendaraan yang keluar jalan.

Hazard sisi jalan di Indonesia meliputi :
a. Objek kaku, ujung  pagar jembatan, tiang jembatan, pepohonan, tiang utilitas, bangunan, dinding tepi parit. Pagar keselamatan yang dipasang  dengan buruk atau keliru dapat pula menjadi hazard jika tidak terpasang sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku. Khususnya ujung pagar jembatan atau pagar pembatas dapat “menusuk” kendaraan yang lepas kendali.

b. Median pembatas pada jalan dengan kecepatan kendaraan tinggi dapat menyebabkan kendaraan melintasi median dan menabrak kendaraan dari arah yang berlawanan, umumnya mengakibatkan tabrakan yang parah. Kerb pembatas sejajar jalan raya bebas hambatan dapat pula berbahaya dan menyebabkan kendaraan terbalik.

c. Kemiringan yang curam pada sisi jalan dapat menyebabkan kendaraan terguling. Saluran terbuka yang dalam dan kemiringan tebing permukaan yang tidak rata dapat pula berbahaya. Kemiringan berikut ini umumnya dianggap sebagai batas yang dapat diterima untuk kemiringan sisi jalan :
- 6 : 1 dapat diterima oleh mobil (10 : 1 truk)
- 4 : 1 dapat dilalui mobil (6 : 1 untuk truk)
- 3 : 1 tidak berkeselamatan untuk mobil (4 : 1 untuk truk)

d. Air dalam seperti sungai, danau, bendungan, atau saluran drainase dapat membahayakan lalu lintas. Saluran terbuka U yang biasa digunakan  di Indonesia juga meningkatkan hazard bagi pengemudi di jalan. 

Hazard Setempat (Point hazards)
Hazard setempat adalah instalasi permanen, dengan panjang terbatas, yang mungkin tertabrak kendaraan yang keluar-jalan. Benda-benda berikut ini, jika terletak di area bebas, adalah contoh hazard setempat :
- Pohon berdiameter lebih dari 100 mm
- Tiang dan kolom jembatan
- Pot besar
- Monumen atau fitur lansekap yang berbahaya
- Rambu tak-lepas
- Perletakan tiang atau rambu yang tidak tepat
- Konstruksi yang menonjol
- Jalan akses yang membentuk seperti  dinding
- Dinding parit yang membahayakan
- Objek kokoh di saluran drainase
- Tiang utilitas
- Dinding
- Titik hidran lebih tinggi dari 100 mm
- Tiang jalan layang atau tangga
- Jembatan penyeberangan orang (JPO).

Hazard Berkelanjutan (Continuous Hazards)
Berikut ini contoh hazard berkelanjutan :
- Hutan dan pepohonan lebat
- Deretan pohon besar
- Saluran drainase
- Tanggul terjal
- Tonjolan batu bercampur pepohonan
- Bongkahan batu
- Tebing
- Perairan (seperti sungai, danau, dan saluran dengan kedalaman lebih dari 0,6 m)
- Hazard tak berpembatas seperti tebing atau jalur air yang berada di luar area bebas minimal, tetapi masih tercapai oleh kendaraan jika lepas kendali
- Dinding penahan tanah
- Kerb dengan ketinggian lebih dari 100 mm di jalan dengan kecepatan operasional 80 km/jam atau lebih
- pagar dengan rusuk horizontal yang dapat menusuk kendaraan.

Lima Langkah Strategi Manajemen Hazard Sisi Jalan
Strategi itu dapat pula diterapkan untuk meningkatkan keselamatan sisi jalan pada jalan yang ada :
1. Menjaga kendaraan tetap di jalan
Menjaga kendaraan di jalan dengan menyediakan delineator, rambu peringatan, geometrik yang sesuai standar, bahu yang diperkeras dan fitur desain jalan lainnya;

2. Menghilangkan hazard
Menghilangkan objek apa pun dan menghindari peletakan objek yang berpotensi hazard pada area bebas sisi jalan;

3. Relokasi hazard
Memindahkan hazard yang sudah ada ke luar area bebas untuk mengurangi potensi tertabrak oleh kendaraan yang lepas kendali;

4. Modifikasi hazard
Memodifikasi atau mendesain ulang hazard sisi jalan untuk menghilangkan potensi risiko cedera karena tabrakan. Kegiatan ini meliputi modifikasi tiang yang kaku agar mudah terlepas pada saat tertabrak;

5. Menutup hazard
Menutup hazard sisi jalan dengan pagar keselamatan atau crash cushion (bantalan penahan tebrakan) yang dirancang untuk membelokkan kendaraan yang menabrak  dan/atau mengendalikan gaya tabrakan. Lebih baik menghilangkan, memindahkan, atau memodifikasi hazard sisi jalan. Namun, pada situasi tertentu, memagari hazard mungkin satu-satunya pilihan praktis ketika tidak mungkin atau tidak ekonomis untuk menangani hazard dengan cara lain.

Pagar keselamatan
Terdapat tiga jenis utama pagar keselamatan sisi jalan:
- Pagar kaku umumnya terbuat dari beton;
- Pagar semi-kaku terbuat dari baja profil W;
- Pagar fleksible yang terbuat dari kabel baja dan meliputi berbagai jenis pagar tali kabel.

Terdapat sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan jenis pagar keselamatan, antara lain :
- Kemampuan performa dan tingkat kebutuhan pembatasan;
- Jarak yang dibutuhkan terhadap hazard dan karakter defleksi dinamis pagar;
- Kondisi tempat, alinyemen vertikal, horizontal dan kemiringan melintang;
- Kesesuaian dengan barikade terdekat;
- Biaya instalasi dan pemeliharaan
- Estetis dan dampaknya terhadap lingkungan.

Konsep “Area Bebas”
“Area bebas” adalah area sisi jalan yang dapat dikendarai dan dijaga bersih dari objek hazard dalam rangka meminimalkan risiko tabrakan saat kendaraan keluar dari jalan.

Jarak “area bebas” dari jalan menciptakan area sisi forgiving road yang konsekuensinya mengurangi tabrakan akibat kendaraan lepas kendali. Area semacam ini dibutuhkan saat perilaku pengendara atau karena kondisi geometrik jalan dan tikungan sehingga menyebabkan kendaraan keluar dari jalan. 

Jika sisi jalan berpotensi hazard, kendaraan yang lepas kendali dan keluar jalan berisiko mengalami kecelakaan parah. Keselamatan dimaksimalkan dengan menyediakan area bebas tempat kendaraan dapat melambat dan menghindar dari tabrakan dengan  objek tetap, juga tempat bagi pengendara untuk dapat kendali mengontrol kendaraan.

Lebar area bebas ditentukan oleh proses yang memperhitungkan sejumlah faktor di lokasi tertentu. Faktor itu adalah :

- Kecepatan kendaraan. Pada 60 Km/jam, 85%kendaraan dapat  pulih dengan lebar 3 meter dari tepi lajur lalu lintas, tapi pada 100 Km/jam, 85%kendaraan butuh 9 meter.

- Volume lalu lintas. Untuk volume lalu lintas yang rendah, artinya kemungkinan kendaraan bermotor yang keluar sisi jalan sedikit, mungkin tidak ekonomis untuk menyediakan areaa bebas total. Lebar area bebas dapat dikurangi. Volume lalu lintas yang lebih tinggi lebih memungkinkan kendaraan keluar jalan dan menabrak hazard sisi jalan.

- Kemiringan kelandaian sisi jalan memengaruhi seberapa panjang perjalanan sebuah  kendaraan yang lepas kendali. Jika amat curam, kemiringan sisi akan meningkatkan risiko kendaraan lepas kendali terbalik. Kecelakaan terbalik umumnya berakibat cedera cukup parah atau kematian. Karena itu, faktor penyesuaian diperlukan untuk menyesuaikan jarak area bebas untuk kemiringan sisi jalan. Sisi jalan yang miring membutuhkan area bebas yang lebih lebar.

- Radius tikungan. Area bebas sebaiknya lebih lebar di sisi luar tikungan karena di daerah ini kendaraan butuh jarak lebih untuk pulih. Faktor tikungan digunakan  untuk memperbesar lebar ruang bebas saat dibutuhkan

Post a Comment for "Panduan Teknis 2 Manajemen Hazard Sisi Jalan"