Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan

Panduan-Teknis-Rekayasa-Keselamatan-Jalan
Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan

 PANDUAN TEKNIS REKAYASA KESELAMATAN JALAN 
 Bahasa : Indonesia
 Halaman : 165 Halaman
 Format : Pdf
 Sumber : -
 Sifat : GRATIS
Download

ISI EBOOK


Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02/IN/Db/2012 Tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan

Outline
• Panduan Teknis-1: Rekayasa Keselamatan Jalan
• Panduan Teknis-2: Manajemen Hazard Sisi Jalan
• Panduan Teknis-3: Keselamatan di Zona Pekerjaan Jalan

Panduan Teknis-1: Rekayasa Keselamatan Jalan
• Bagian A – Pengantar
• Bagian B – Pengetahuan Teknis bagi Engineer
• Bagian C – Pemakai Jalan yang Rentan (Vulnerable Road Users)
• Bagian D – Blackspot dan Audit Keselamatan Jalan

Bagian A – Pengantar
Program Pilar 2 Jalan Berkeselamatan
a. penyempurnaan regulasi KLLAJ terkait jalan yang berkeselamatan;
b. penetapan pemeringkatan jalan di jalan bebas hambatan, jalan nasional dan jalan daerah;
c. pengawasan jalan yang berkeselamatan;
d. pengendalian fungsi, kegiatan dan pengendalian bahaya di ruang jalan;
e. perbaikan badan jalan;
f. pemenuhan persyaratan laik fungsi jalan dan perlengkapan jalan;
g. penyelenggaraan fasilitas bagi pejalan kaki dan pesepeda terutama di jalan perkotaan;
h. penyelenggaraan penanganan keselamatan pada tahap konstruksi;
i. penanganan daerah rawan kecelakaan;
j. penanganan pelintasan sebidang dengan kereta api;
k. penyediaan lajur khusus angkutan umum massal perkotaan yang berkeselamatan;
l. penyelenggaraan batas kecepatan kendaraan; 
m. penyelenggaraan pembatasan akses jalan bagi kendaraan rentan (sepeda motor dan sepeda); dan
n. penguatan kapasitas SDM bagi penyelenggaraan jalan serta manajemen dan rekayasa lalu lintas

Bagian B – Pengetahuan Teknis bagi Engineer
2.1 Keselamatan di Persimpangan
2.2 Manajemen Hazard Sisi Jalan
2.3 Rambu, Marka, dan Delineator
2.4 Desain Geometrik yang berkeselamatan

Bentuk kendali utama di persimpangan adalah :
- Tanpa kendali fisik pergerakan kendaraan diatur berdasarkan tata-cara berlalulintas di belokan atau simpangan;
- Jalan prioritas (major) dengan rambu‘larangan berjalan terus (Berhenti atau Beri Jalan);
- Bundaran;
- APILL, dengan kendali (penuh atau sebagian) untuk lalu lintas yang berbelok kanan

Prinsip dasar keselamatan persimpangan
1. memberikan jarak pandang yang cukup di persimpangan, dan jarak pandang memadai untuk kendaraan yang mendekat atau berhenti di persimpangan;

2. meminimalkan jumlah titik konflik;
Titik konflik dapat dikurangi atau dihilangkan dengan memodifikasi persimpangan. Memblokir bukaan pada median jalan akan menghilangkan banyak titik konflik. Kanalisasi pada bukaandan membatasi manuver tertentu juga akan mengurangi titik konflik.

3. mengurangi kecepatan relatif antarkendaraan;
Diagram berikut menunjukkan kecepatan tabrakan relatif untuk berbagai kecepatan perjalanan di berbagai jenis persimpangan. Diagram ini menggambarkan tiga hal penting :
- Tabrakan samping berdampak parah
- Persimpangan Y berisiko sangat tinggi
- Bundaran lebih berkeselamatan

4. mengutamakan pergerakan lalu lintas utama;
Setiap persimpangan perlu dilengkapi dengan rambu petunjuk yang menjelaskan mana yang merupakan jalan utama dan mana yang harus memberi jalan bagi lalu lintas pada jalan utama.

5. memisahkan konflik (ruang dan waktu);
APILL
Bundaran (mengurangi
konflik ruang)
Simpang Tak Sebidang

6. mengatur dan meminimalkan wilayah konflik;
- Pemarkaan yang jelas (bila perlu bisa tambahkan pulau jalan) →mengatur lintasan kendaraan
- Usahakan simpang tegak lurus
- Minimalkan jumlah lajur
- membuat garis lajur hingga ke garis tunggu di bundaran atau garis henti di APILL,
- membuat marka belok kanan untuk memandu pengemudi Ketika mereka berbelok di persimpangan bersinyal,
- memasang garis henti di pendekat persimpangan yang dikendalikan oleh rambu ‘larangan jalan terus

7. mendefinisikan pergerakan kendaraan;

8. mengendalikan kecepatan yang mendekati persimpangan;

9. mengakomodasi semua pergerakan pengguna jalan (kendaraan dan non-kendaraan);

10. menyederhanakan persimpangan;

11. meminimalkan tundaan bagi pengguna jalan.

Bahaya Persimpangan Y
persimpangan Y menjadi lokasi berisiko tinggi karena tidak memenuhi prinsip dasar persimpangan yang berkeselamatan :
- Simpang Y memiliki ruang konflik yang luas
- Simpang Y memiliki kecepatan tabrakan relatif yang besar
- Simpang Y tidak memiliki prioritas yang jelas

Persimpangan dengan kendali
Pengendalian lalu lintas tingkat dasar di sebuah persimpangan adalah melalui pemasangan rambu larangan berjalan terus (Berhenti dan Beri Jalan). 

Pemasangan rambu larangan berjalan terus (Berhenti atau Beri Jalan) bertujuan untuk menjelaskan prioritas pergerakkan lalu lintas dan terbukti dapat mengurangi tabrakan di persimpangan hingga 30%. 

Bundaran
Secara umum, bundaran bukanlah alternatif yang baik untuk lokasi berikut ini :
- Apabila desain geometris (bundaran) yang berkeselamatan tidak dapat terpenuhi;
- Arus lalu lintas di pendekat “tidak seimbang”;
- Jalan utama memotong sebuah jalan kecil dan tundaan di jalan utama tidak dapat diterima;
- Dimana banyak pejalan kaki, dan sulit memberikan fasilitas yang sesuai;
- Di persimpangan yang terisolasi dalam sebuah jaringan persimpangan bersinyal;
- Dimana dibutuhkan lajur ‘contra-flow’ pada jam sibuk;
- Jika banyak terdapat kendaraan yang over dimensi melalui jalan tersebut.

APILL di persimpangan terkendali
Pengaturan waktu siklus APILL memperhatikan:
- Volume lalu lintas menuju/meninggalkan simpang
- Kapasitas pendekat kaki simpang
- Komposisi kendaraan dan pejalan kaki
- Variasi dan distribusi arah lalu lintas
- Tundaan dan antrian
- Kecepatan lalu lintas
- Tipe konflik lalu lintas

- Menjamin APILL terlihat dengan jelas di setiap pendekat sedikitnya 100 m di muka. Gunakan sedikitnya sebuah rambu awal dan sebuah rambu kedua di setiap persimpangan. Jika kejelasan rambu menjadi masalah di pendekat, pasang sebuah duplikasi rambu awal atau sebuah tiang yang terjulur di pendekat itu.

- Menjaga konsistensi dengan menempatkan tiang APILL di jarak yang sama dari kerb dan dalam posisi yang sama dari garis berhenti.

- Selalu memberi marka garis Berhenti di samping landasan utama APILL.

- Selalu menggunakan setiap lajur lalu lintas – untuk jarak sedikitnya 50 m di setiap pendekat. Menggunakan panah penunjuk lajur – sedikitnya dua set – untuk menunjukkan kepada pengemudi/ pengendara arah yang harus mereka lewati di sepanjang persimpangan.

Manajemen Hazard Sisi Jalan
Lebih lengkap akan dijelaskan pada Panduan Teknis-2: Manajemen Hazard Sisi Jalan

Hazard sisi jalan
- Konsep run-off (tabrakan keluar jalan)
- Konsep hazard tepi jalan
- Konsep ruang bebas
- Sisi jalan yang forgiving
- Manajemen hazard
- Sisi jalan yang berkeselamatan: tiang listrik, tiang PJU, tiang rambu, pohon, drainase, jembatan (termasuk parapet), gorong-gorong

Pagar keselamatan
- Pagar keselamatan merupakan upaya terakhir pada manajemen hazard tepi jalan, setelah menghilangkan dan melemahkan hazard

- Pagar hanya digunakan pada lokasi yang memerlukan dan pemasangannya dapat dilakukan dengan baik.


Post a Comment for "Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan"