Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gambar Standart Jembatan Rangka Baja Bina Marga

Gambar-Standart-Jembatan-Rangka-Baja-Bina-Marga
Gambar Standart Jembatan Rangka Baja Bina Marga

 GAMBAR STANDART JEMBATAN RANGKA BAJA BINA MARGA 
 Bahasa : Indonesia
 Halaman : 180 Halaman
 Format : Pdf
 Sumber : Departemen Pekerjaan Umum
 Sifat : GRATIS
Download

CUPLIKAN ISI EBOOK

GAMBAR STANDART JEMBATAN RANGKA BAJA BINA MARGA
Jembatan rangka baja adalah jembatan yang terdiri dari batang-batang (biasanya batang lurus) yang dihubungkan dengan hubungan gusset plate / buhul sehingga membentuk rangka segitiga yang akan mengalami serta menahan tegangan akibat dari gaya tarik, gaya tekan, atau bahkan kadang-kadang keduanya jika terkena beban-beban dinamis.

Jembatan merupakan suatu konstruksi yang berfungsi meneruskan jalan melalui suatu  rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasaya jalan lain berupa jalan air atau lalu lintas biasa. Jembatan yang berada diatas jalan lalu lintas biasanya disebut viaduct.

Tipe-Tipe Jembatan Rangka Batang
Tipe jembatan rangka batang ini memiliki jumlah yang banyak, karena banyak para ahli yang mengembangkan ide-ide untuk jembatan rangka batang. Diantaranya sebagai berikut: 

a. Tipe Warren (Warren Truss)
Jembatan rangka batang tipe warren ini tidak memiliki batang vertikal pada bentuk rangkanya yang membentuk segitiga sama kaki atau segitiga sama sisi. Sebagian batang diagonalnya mengalami gaya tekan (compression) dan sebagian lainnya mengalami gaya tegangan (tension).

b. Tipe Pratt (Pratt Truss)
Tipe jembatan rangka batang ini ditemukan oleh Thomas dan Caleb Pratt pada tahun 1844. Jembatan ini memiliki elemen diagonal yang mengarah ke bawah dan bertemu pada titik tengah batang jembatan bagian bawah. 

c. Tipe Howe (Howe Truss)
Tipe jembatan rangka batang ini ditemukan oleh William Howe di Massachussetts pada tahun 1840 di Amerika Serikat.Jembatan ini kebalikan dari tipe Pratt dimana elemen diagonalnya mengarah ke atas dan menerima tekanan sedangkan batang vertikalnya menerima tegangan. 

Pembebanan Pada Jembatan 
Hal utama yang perlu dilakukan dalam perencanaan struktur pada suatu konstruksi adalah melakukan estimasi beban yang akan didukung oleh konstruksi tersebut, yang dikenal dengan istilah pembebanan. Pada analisis jembatan rangka baja ini, pembebanan yang bekerja pada konstruksi dihitung berdasarkan ”Peraturan Pembebanan Untuk Jembatan (SNI 1725:2016)”.

Beban Permanen 
a. Berat Sendiri (MS)
Berat sendiri (beban mati) suatu konstruksi adalah berat dari bagian konstruksi dan elemen-elemen struktural lain yang dipikulnya. Termasuk berat elemen nonstruktural dan  bagian jembatan yang merupakan elemen struktural yang dianggap tetap.

b. Beban Mati Tambahan / Utilitas (MA)
Beban mati tambahan/utilitas adalah suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non struktural dan mungkin besarnya berubah selama umur jembatan seperti beban air hujan.

Beban Lalu Lintas 
Beban lalu lintas untuk perencanaan jembatan terdiri atas beban lajur “D” dan beban truk “T”. Secara umum, beban “D” akan menjadi beban penentu dalam perhitungan jembatan yang mempunyai bentang sedang sampai panjang, sedangkan beban “T” digunakan untuk bentang pendek dan lantai kendaraan. 

a. Beban Lajur “D” (TD)
Beban lajur “D” bekerja pada seluruh lebar jalur kendaraan dan menimbulkan pengaruh pada jembatan yang ekuivalen. Jumlah beban lajur “D” yang bekerja tergantung pada lebar jalur kendaraan itu sendiri. 

Beban lajur “D” terdiri dari beban tersebar merata (BTR) yang digabung dengan beban garis (BGT).

b. Beban Truk “T”
Beban truk “T” adalah satu kendaraan berat dengan 3 gandar yang ditempakan pada beberapa posisi dalam lajur lalu lintas rencana. Tiap gandar terdiri dari dua bidang kontak pembebanan yang dimaksud sebagai simulasi pengaruh roda kendaraan berat. Hanya satu truk “T” diterapkan per lajur lalu lintas rencana. 

c. Faktor Beban Dinamis (FBD)
aktor beban dinamis (FBD) merupakan hasil interaksi antara kendaraan yang bergerak dengan jembatan. Besarnya BGT dari pembebanan lajur “D” dan beban roda dari pembebanan truk “T” harus cukup untuk memberikan terjadinya interaksi antara kendaraan yang bergerak dengan jembatan. Besarnya nilai tambah dinyatakan dalam fraksi dari beban statis. FBD ini diterapkan pada keadaan batas daya layan dan beban utimit. 

d. Gaya Rem
Penempatan gaya rem diletakkan disemua lajur rencana yang dimuati dan yang berisi lalu lintas dengan arah yang sama. Gaya rem harus diambil yang terbesar dari: 
- 25% dari berat gandar truk desain atau,
- 5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata BTR

Gaya ini harus diasumsikan untuk bekerja secara horizontal pada jarak 1800 mm diatas permukaan jalan pada masing-masing arah longitudinal dan dipilih yang paling menentukan. 

Gambar-Standart-Jembatan-Rangka-Baja-Bina-Marga-01
Gambar Standart Jembatan Rangka Baja Bina Marga 01

Post a Comment for "Gambar Standart Jembatan Rangka Baja Bina Marga"