Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penanganan Longsoran untuk Lereng Batuan

Penanganan-Longsoran-untuk-Lereng-Batuan
Penanganan Longsoran untuk Lereng Batuan

Penanganan Longsoran untuk Lereng Batuan

 Kode : -
 Bahasa : Indonesia
 Halaman : 93 Halaman
 Format : Pdf
 Sumber : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan 
 Sifat : GRATIS
 Download 

CUPLIKAN ISI EBOOK

ISI PAPARAN
1. Pendahuluan
2. Tahapan Penyelidikan Lapangan
3. Penilaian Lereng Batuan
4. Penanganan Menggunakan Metode Aktif
5. Penanganan Menggunakan Metode Pasif

PENDAHULUAN
Jenis Keruntuhan pada lereng batuan :
1. Jatuhan batuan
Gerak jatuh bebas dari suatu massa batuan yang disertai gelinding, berputar (rolling), dan memantul (bouncing) akibat kehilangan kontak dengan permukaan massa batuan, bergerak dari ketinggian tertentu karena pengaruh gravitasi

2. Keruntuhan massa batuan
Keruntuhan suatu massa batuan yang besar karena terdapat bidang retakan (diskontinuitas) pada batuan

JATUHAN BATUAN (ROCKFALL)
1. Gerak jatuh bebas dari suatu massa batuan yang disertai gelinding, berputar (rolling), dan memantul (bouncing) akibat kehilangan kontak dengan permukaan massa batuan, bergerak dari ketinggian tertentu karena pengaruh gravitasi
2. Umumnya terjadi pada lereng yang curam dengan keterdapatan banyak retakan (diskontinuitas)

Faktor yang mempengaruhi keruntuhan lereng batuan
Faktor Internal :
a. Jenis material lereng
b. Struktur geologi (pola rekahan/ diskontinuitas pada lereng batuan)
c. Tingkat pelapukan
d. Sifat fisik dan sifat mekanik dari batuan
e. Bentuk topografi lereng

Faktor eksternal :
a. Kondisi air permukaan dan air bawah permukaan
b. Gempabumi dan curah hujan
c. Vegetasi

KERUNTUHAN MASSA BATUAN (ROCK MASS FAILURE)
Keruntuhan Massa Batuan adalah Keruntuhan suatu massa batuan yang besar karena terdapat bidang retakan (diskontinuitas) pada batuan
Jenis keruntuhan berupa keruntuhan planar, keruntuhan baji, dan jungkiran (toppling)

PENYELIDIKAN LAPANGAN
a. Pengeboran Teknik
- Sebaiknya dilakukan dengan menggunakan mata bor intan
- Hitung nilai RQD / PMB
- Cek kedalaman muka air tanah
- Pengambilan sampel untuk pengujian nilai UCS (intack rock)

b. Pendugaan geolistrik (untuk memperkirakan sebaran batuan dan batuan lunak)
- Minimum 2 bentang dalam arah memanjang jalan
- Minimum 1 bentang dalam arah melintang jalan
- Pembentangan pendugaan geolistrik sedapat mungkin melalui titik pengeboran teknik

c. Mengidentifikasi adanya mata air / genangan air (kolam) di sekitar puncak daerah longsoran dan rembesan air pada bidang-bidang rekahan batuan

d. Pengujian sifat fisik dan mekanik batuan di laboratorium

ZONASI POTENSI RUNTUHAN BATUAN
Zonasi potensi keruntuhan/longsoran pada lereng batuan
a. Metode Tidak langsung
- Spatial Analisis (GIS) : overlay beberapa peta dasar/peta tematik (kualitatif, semi-kuantitatif, kuantitatif)
b. Metode langsung (survey lapangan)
- Rockfall Hazard Rating System
- Survei Inventarisasi dan Inspeksi Lereng

PENILAIAN KUALITAS MASSA BATUAN
Beberapa metode penentuan kualitas massa batuan pada lereng
1. Rockfall Hazard Rating System (Lawrence Pierson, ODOT, FHWA. 1972)
2. Rock Mass Rating (Bieniawski, 1989)
3. Slope Mass Rating (Romana, 1986)
4. Geological Strength Index (Hoek 1994, Hoek and Marinos 2000)
5. Q-System (Barton) lebih dikhususkan untuk terowongan

Parameter penentuan karakteristik batuan (ISRM, 1981):
a. Deskripsi Material Batuan
   • Jenis batuan dan kekuatan batuan
   • Kondisi Pelapukan

b. Deskripsi diskontinuitas
   • Tipe dan arah diskontinuitas
   • Kekasaran (roughness)
   • Aperture (jarak pergeseran blok)
c. Pengisian rekahan batuan (Infilling)
d. Deskripsi Massa batuan
   • Jarak diskontinuitas
   • Keteguhan (persistence)
   • Jumlah dari set diskontinuitas
   • Ukuran dan bentuk blok batuan
e. Air bawah tanah
   • Rembesan

Penentuan Nilai RQD
1. SNI 2436 : 2008 Tata Cara Pencatatan dan identifikasi hasil pengeboran inti
2. Scanline (jumlah diskontinuitas per meter panjang)
3. Rumus pendekatan, Palstrom, RQD = 115 – 3.3 Jv

PEMODELAN JATUHAN BATUAN
Parameter yang mempengaruhi :
1. Dimensi lereng batuan (tinggi dan kemiringan lereng batuan)
2. Jenis material batuan
3. Sumber batuan yang berpotensi jatuh
4. Pola diskontinuitas
5. Kekasaran permukaan batuan
6. Keoffisien of Restitusi
7. Sudut geser dalam, berat jenis, ukuran dan bentuk batuan

Nilai yang dicari/ditentukan :
1. Kapasitas energy maksimul (Maksimum Energi level dan SEL)
2. Tinggi pantulan
3. Jauh dekatnya batuan bergerak dari sumber jatuhan batuan

DRAINASE PERMUKAAN

Sistem drainase permukaan pada lereng batuan dengan beton semprot dibutuhkan dengan kondisi sebagai berikut :
- apabila dibagian atas lereng terdapat retakan (tension crack) yang merupakan tempat masuknya air dan adanya run off air yang mengarah ke lereng.

- apabila air dapat mencapai retakan yang mengakibatkan peningkatan tegangan air pori, memicu longsoran, dan mempercepat degradasi material yang lemah.

- Jenis saluran permukaan di lereng meliputi saluran kaki lereng, saluran gendong, saluran terjunan.

- Debit rencana yang diperkirakan ditentukan oleh intensitas curah hujan. Formula perhitungan intensitas curah hujan sesuai SNI 03-2415-1991, Metode perhitungan debit banjir.

DRAINASE BAWAH PERMUKAAN
- Drainase bawah permukaan pada lereng batuan dengan beton semprot dibutuhkan bila tekanan air masih tinggi walaupun sudah ada saluran drainase permukaan.
- Jenis drainase bawah permukaan lereng batuan dengan beton semprot yaitu suling-suling, drainase horisontal, strip drain atau geocomposite drainage board.
- Drainase horisontal digunakan untuk mengalirkan atau menurunkan muka air tanah dibelakang beton semprot dengan skema pada Gambar 4.

Post a Comment for "Penanganan Longsoran untuk Lereng Batuan"