Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

STANDAR PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK JEMBATAN

Standar-Perencanaan-Ketahanan-Gempa -Untuk-Jembatan

STANDAR PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA  UNTUK JEMBATAN

 Kode : SNI 2833:2008 
 Bahasa : Indonesia
 Halaman : 85 Halaman
 Format : Pdf
 Sumber : Badan Standardisasi Nasional   
 Sifat : GRATIS
 Download 

CUPLIKAN ISI EBOOK

Ruang Lingkup
Standar ini digunakan untuk merencanakan struktur jembatan tahan gempa sehingga kerusakan terjadi setempat dan mudah diperbaiki, struktur tidak runtuh dan dapat dimanfaatkan kembali. 

Standar ini merupakan modifikasi dan peninjauan ulang SNI 03-2833-1992, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan jalan raya dalam lingkup aspek sebagai berikut: 
- struktur daktail dan tidak daktail; 
- perencanaan dan penelitian seismik terkait; 
- analisis seismik untuk jembatan bentang tunggal sederhana dan majemuk; 
- analisis interaksi fondasi dan tanah sekitarnya; 
- analisis perlengkapan perletakan dalam menahan gerakan gempa; 
- analisis perletakan dengan sistem isolasi dasar sebagai peredam gempa; 
- prinsip analisis riwayat waktu; 
- analisis sendi plastis. 

Acuan normatif 
SNI 03-1726-2002, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk rumah dan gedung 

Istilah  dan definisi 
faktor daktilitas adalah rasio dari simpangan respon terhadap simpangan leleh pada lokasi dimana gaya inersia bangunan atas bekerja dalam elemen struktural 

faktor daktilitas ijin adalah faktor daktilitas yang diijinkan dalam elemen struktural untuk membatasi simpangan respon dari elemen struktural 

kekuatan ultimit adalah kekuatan horizontal dari elemen struktural akibat gaya gempa  

koefisien gempa horizontal rencana adalah koefisien yang digunakan untuk mengalikan berat jembatan agar diperoleh gaya inersia dalam arah horizontal untuk perencanaan gempa 

koefisien gempa horizontal ekuivalen adalah koefisien gempa horizontal yang diperoleh dengan mempertimbangkan faktor daktilitas ijin 

likuefaksi adalah fenomena kerusakan struktur tanah bila lapisan tanah pasir jenuh kehilangan kekuatan geser karena melonjaknya tekanan air pori akibat gerakan gempa 

panjang dudukan tumpuan adalah panjang yang dibentuk pada ujung gelagar dalam sistem pencegah kehilangan tumpuan, antara ujung gelagar dan tepi atas bangunan bawah, untuk mencegah gelagar berpindah dari tepi atas bangunan bawah walaupun terjadi simpangan relatif besar yang tidak terduga antara bangunan atas dan bangunan bawah

permukaan tanah dasar adalah permukaan atas dari tanah cukup keras dengan luas mencakup lokasi yang ditinjau dan berada dibawah tanah yang dianggap bergetar dalam perencanaan gempa 

sendi plastis adalah struktur sendi yang mengijinkan deformasi plastis agar mempertahankan kekuatan secara stabil bila elemen struktural mengalami pembebanan berulang. Bagian dimana terjadi sendi plastis disebut daerah sendi plastis, dan panjang daerah sendi plastis dalam arah aksial dari elemen disebut panjang sendi plastis

gempa vertikal adalah percepatan vertikal gerakan tanah 

Cara analisis tahan gempa 
Analisis seismik rinci tidak harus dilakukan untuk jembatan dengan bentang tunggal sederhana. Bagaimanapun disyaratkan panjang perletakan minimum (lihat Tabel 4 dan Gambar 2) serta hubungan antara bangunan atas dan bangunan bawah direncanakan menahan gaya inersia yaitu perkalian antara reaksi beban mati dan koefisien gempa. 

Pilihan prosedur perencanaan tergantung pada tipe jembatan, besarnya koefisien akselerasi gempa dan tingkat kecermatan. Terdapat empat prosedur analisis (lihat Gambar 1), dimana prosedur 1 dan 2 sesuai untuk perhitungan tangan dan digunakan untuk jembatan beraturan yang terutama bergetar dalam moda pertama. 

Prosedur 3 dapat diterapkan pada jembatan tidak beraturan yang bergetar dalam beberapa moda sehingga diperlukan program analisis rangka ruang dengan kemampuan dinamis (lihat Tabel 1 dan Tabel 2). Prosedur 4 diperlukan untuk struktur utama dengan geometrik yang rumit dan atau berdekatan dengan patahan gempa aktif. 

Prinsip analisis riwayat waktu 
Analisis dinamis diperlukan sebagai verifikasi, bila kinerja struktur terhadap gempa tidak diwakili sepenuhnya oleh prosedur perhitungan statis dan semi dinamis (lihat Tabel 2).  

Analisis dinamis perlu dipertimbangkan untuk tipe jembatan dengan kinerja rumit sebagai berikut: 
- bentang utama melebihi 200 m; 
- jembatan fleksibel dengan periode panjang yang melebihi 1,5 detik; 
- jembatan dengan pilar tinggi yang melebihi 30 m; 
- jembatan pelengkung dengan lantai di atas, struktur kabel (cable-stayed), jembatan gantung, jembatan yang menggunakan isolasi dasar. 

Cara analisis dinamis 
Cara yang digunakan untuk analisis dinamis adalah cara respon spektra berdasarkan analisis riwayat waktu dan analisis moda, serta cara integral langsung yang menggunakan rumus pergerakan equation of motion. 

Untuk analisis riwayat waktu diperlukan data gempa besar tipikal yang umumnya terjadi di luar lokasi jembatan. Gerakan gempa masukan berupa gelombang akselerasi dengan amplitudo yang dimodifikasi berdasarkan wilayah frekuensi (frequency zone) sehingga sesuai akselerasi standar respon spektra. 

Gempa tipikal harus dipilih berdasarkan kondisi tanah dan topografi yang serupa dengan lokasi jembatan, sehingga dapat dilakukan modifikasi amplitudo.  

Pengaruh gaya inersia 
Gaya inersia diperhitungkan pada setiap unit getar rencana (vibration unit) yang sesuai dengan anggapan struktur untuk periode alami (T) yang dibahas lebih lanjut dalam sub bab 4.5. 

Perencanaan tahan gempa secara plastis (dengan koefisien gempa horizontal rencana) dan secara elasto-plastis (dengan tingkat daktilitas pilihan) menggunakan gaya inersia dalam dua arah horizontal yang saling tegak lurus. Untuk perencanaan tumpuan juga ditinjau gaya inersia dalam arah vertikal. Gaya inersia dalam dua arah horizontal bekerja umumnya dalam

arah sumbu jembatan dan arah tegak lurus sumbu jembatan. Tetapi bila arah komponen horizontal tekanan tanah berlainan dengan arah sumbu jembatan dalam perencanaan bangunan bawah, gaya inersia harus mengikuti arah komponen horizontal tekanan tanah dan arah yang tegak lurus padanya (lihat Gambar 7). 

Gaya gempa dalam arah ortogonal dikombinasikan sebagai berikut: 
Kombinasi beban 1: 100% gaya gerakan memanjang ditambah 30% gaya gerakan melintang. 
Kombinasi beban  2: 100% gaya gerakan arah melintang ditambah 30% gerakan arah memanjang. 

Post a Comment for "STANDAR PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK JEMBATAN"