Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI

Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-Konstruksi-Jembatan-Gantung-Untuk-Pejalan-Kaki

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI  

 Kode : -
 Bahasa : Indonesia
 Halaman : 61 Halaman
 Format : Pdf
 Sumber : Departemen Pekerjaan Umum                                          
 Sifat : GRATIS
 Download 

CUPLIKAN ISI EBOOK

Ruang Lingkup
Pedoman ini meliputi perencanaan dan pelaksanaan termasuk pemeliharaan bangunan atas, bangunan bawah dan fondasi jembatan gantung untuk lalu lintas pejalan kaki dengan bentang utama maksimum 120 m. 

Acuan normatif 
Dokumen referensi yang terkait dengan pedoman ini: 
SNI 03-1724-1989, Tata cara perencanaan hidrologi dan hidraulik untuk bangunan di sungai.  
SNI 03-1725-1989, Tata cara perencanaan pembebanan jembatan jalan raya. 
SNI 07-0722-1989, Baja canai panas untuk konstruksi umum. 
SNI 03-1974-1990, Metode pengujian kuat tekan beton.  
SNI 07-2529-1991, Metode pengujian kuat tarik baja beton.  
SNI 03-3527-1994, Mutu kayu bangunan. 
SNI 03-4433-1997, Spesifikasi beton siap pakai. 
SNI 03-4810-1998, Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di lapangan. 
SNI 03-2834-2000, Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal. 
AASHTO M 169-02, Steel bars, carbon, cold finished, standard quality. 

Istilah dan definisi 
bangunan bawah jembatan adalah bagian dari konstruksi jembatan yang berfungsi memikul bangunan atas serta menyalurkan seluruh beban dan gaya-gaya yang bekerja ke fondasi jembatan  

pondasi jembatan adalah bagian dari konstruksi jembatan yang berfungsi sebagai pemikul seluruh beban jembatan dan gaya-gaya yang bekerja pada fondasi serta menyalurkan ke lapisan tanah pendukung

jembatan gantung adalah bangunan atas  jembatan yang berfungsi sebagai pemikul langsung beban lalu lintas yang melewati jembatan tersebut, terdiri dari lantai jembatan, gelagar pengaku, batang penggantung, kabel pemikul dan pagar pengaman. 

Seluruh beban lalu lintas dan gaya-gaya yang bekerja dipikul oleh sepasang kabel pemikul yang menumpu di atas 2 pasang menara dan 2 pasang blok angkur 

menara adalah bagian yang menerima gaya atau beban dari kabel dan meneruskannya ke fondasi 

Lokasi 
Pemilihan lokasi jembatan pejalan kaki harus mempertimbangkan aspek ekonomis, teknis, dan kondisi lingkungan antara lain: 
a) Biaya pembuatan jembatan harus seminimal mungkin;
b) Mudah untuk proses pemasangan dan perawatan;
c) Mudah diakses dan memberikan keuntungan untuk masyarakat yang akan menggunakannya;
d) Berada pada daerah yang memiliki resiko minimal terhadap erosi aliran sungai.

Proses pemilihan harus mempertimbangkan keseluruhan pemasangan jembatan maupun jalan masuk. Faktor-faktor berikut ini perlu dipertimbangkan: 
a) Panjang bentang terpendek yang mungkin dari jembatan;

b) Jembatan pejalan kaki harus berada pada bagian lurus dari sungai atau arus, jauh dari cekungan tempat erosi dapat terjadi;

c) Pilih lokasi dengan kondisi fondasi yang baik untuk penahan kepala jembatan;

d) Lokasi harus sedekat mungkin dengan jalan masuk yang  ada atau lintasan lurus;

e) Lokasi harus memberikan jarak bebas yang baik untuk mencegah banjir dan harus meminimalisasi kebutuhan untuk pekerjaan tanah pada jalan masuk untuk menaikkan permukaan pada jembatan;

f) Arus sungai harus memiliki penguraian yang baik dan jalan aliran yang stabil dengan resiko yang kecil dari perubahan karena erosi;

g) Lokasi harus terlindung dan seminimal mungkin terkena pengaruh angin;

h) Lokasi harus memberikan jalan masuk yang baik untuk material dan pekerja;

i) Akan sangat membantu bila terdapat penyedia material setempat yang mungkin digunakan dalam konstruksi seperti pasir dan batu;

j) Lokasi harus mendukung masyarakat setempat.

Menentukan elevasi lantai jembatan 
Elevasi lantai jembatan ditentukan oleh jarak bebas dan tinggi banjir dengan periode ulang 20 tahun. 

Jarak bebas
Jarak bebas yang dianjurkan adalah: 
a) Pada daerah yang agak datar ketika air banjir dapat menyebar ke batas ketinggian permukaan air dianjurkan jarak bebas minimum 1 m;

b) Pada daerah berbukit dan memiliki kelandaian lebih curam ketika penyebaran air banjir lebih terbatas, jarak bebas harus ditingkatkan. Jarak bebas lebih dari 5 m disarankan untuk daerah berbukit dengan arus sungai yang mengalir pada tepi jurang yang curam.

Faktor kritis lain dari jarak bebas untuk perahu dan lokasi dari kepala jembatan juga perlu diperiksa untuk melihat kriteria mana yang mengatur tinggi minimum lantai jembatan. 

Tinggi banjir 
Tinggi banjir rata-rata dapat diamati dengan:  
a) Observasi tempat yang ditandai oleh material yang tertahan pada tumbuhan, jenis arus, endapan pasir/tanah;
b) Diskusi dengan masyarakat setempat;
c) Data muka air banjir tertinggi.
Penentuan ketinggian lantai jembatan jembatan ditunjukkan pada Gambar 1.

Pengguna jembatan pejalan kaki  
Pengguna jembatan dan tingkat lalu lintas harus diidentifikasi secara jelas karena akan menentukan lebar lantai jembatan yang diperlukan dan beban hidup pada jembatan yang akhirnya akan menentukan biaya konstruksi. 

Gambar 2 menunjukkan lebar yang dianjurkan untuk jalan masuk dan lintasan untuk tipe-tipe yang berbeda dan tingkat-tingkat lalu lintas. Dua lebar standar yang dianjurkan pada pedoman ini: 
a) 1 m sampai dengan 1,4 m untuk pejalan kaki dua arah (jembatan pejalan kaki kelas II);
b) 1,4 m sampai dengan 1,8 m untuk tiga pejalan kaki yang beriringan (jembatan pejalan kaki kelas I).

Lebar ini hanya akan memberikan akses satu arah pada beberapa tipe lalu lintas dan peringatan yang sesuai harus diletakkan pada setiap ujung jembatan.  

Untuk jembatan kelas I dianjurkan lebar lantai jembatan dibuat 1,8 m,  akses kendaraan bermotor lebih besar harus dicegah, misalnya dengan memasang tiang besi atau patok di ujung jembatan. 

Beban rencana 
Jembatan pejalan kaki harus kuat dan kaku (tanpa lendutan yang berlebih) untuk menahan beban berikut: 

Beban vertikal 
Beban vertikal berupa: 
a) Beban mati dari berat sendiri jembatan;
b) Beban hidup dari pengguna jembatan.
Beban vertikal rencana adalah kombinasi dari beban mati dan beban hidup terbesar yang diperkirakan dari pengguna jembatan.

Beban samping 
Beban samping disebabkan oleh:
a) Tekanan angin;
b) Gempa;
c) Pengguna yang bersandar atau membentur pagar keselamatan;
d) Benturan ringan yang diakibatkan oleh batuan-batuan yang terbawa oleh sungai/arus. Jika benturan keras dari objek yang lebih besar pada aliran air yang cepat maka jarak bebas lantai jembatan harus ditambah untuk mengurangi resiko benturan dan kerusakan. 

Beban samping yang harus dipertimbangkan dalam desain adalah beban angin yang terjadi pada sisi depan yang terbuka dari batang-batang jembatan dan beban yang diakibatkan oleh pengguna yang bersandar atau membentur pagar keselamatan dan tiang-tiang penahan. Benturan dari batuan-batuan tidak akan terjadi jika ada jarak bebas yang memadai di bawah jembatan. 

Standar perencanaan untuk jembatan pejalan kaki mempertimbangkan standar perencanaan kecepatan angin 35 m/detik, yang mengakibatkan tekanan seragam pada sisi depan yang terbuka dari batang-batang jembatan dari 130 kg/m2. Karena tidak mungkin lalu lintas di atas jembatan pada angin yang besar, beban angin dipertimbangkan terpisah dari beban hidup vertikal. 

Beban gempa dihitung secara statik ekuivalen dengan memberikan beban lateral di puncak menara sebesar 15% sampai dengan maksimum 20% beban mati pada puncak menara. Beban gempa tidak dihitung bersamaan dengan beban angin karena tidak terjadi pada waktu yang sama. 

Beban hidup 
Ada dua aspek beban hidup yang perlu dipertimbangkan: 
a) Beban terpusat pada lantai jembatan jembatan akibat langkah kaki manusia untuk memeriksa kekuatan lantai jembatan;

b) Beban yang dipindahkan dari lantai jembatan ke batang struktur yang kemudian dipindahkan ke tumpuan jembatan. Aksi beban ini akan terdistribusi pendek atau menerus sepanjang batang-batang longitudinal yang menahan lantai jembatan.

Beban hidup yang paling kritis yang dipikul karena pengguna jembatan pejalan kaki ditunjukkan pada Tabel 1. Dipertimbangkan bahwa beban terpusat 2000 kgf (20 kN) untuk kendaraan ringan/ternak dan beban merata 5 kPa memberikan batas yang cukup untuk keselamatan untuk semua pengguna biasa dari jembatan pejalan kaki. 

Post a Comment for "PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI"