Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TATA CARA PEMBUATAN KAPING UNTUK BENDA UJI SILINDER BETON

Tata-Cara-Pembuatan-Kaping-Untuk-Benda-Uji-Silinder-Beton

TATA CARA PEMBUATAN KAPING UNTUK BENDA UJI SILINDER BETON  

 Kode : SNI 6369-2008
 Bahasa : Indonesia
 Halaman : 16 Halaman
 Format : Pdf
 Sumber : Badan Standardisasi Nasional  
 Sifat : GRATIS
 Download 

CUPLIKAN ISI EBOOK

Ruang Lingkup
Tata cara ini meliputi peralatan, bahan dan prosedur pembuatan kaping untuk silinder beton yang baru dicetak dengan semen murni dan silinder beton keras serta silinder beton inti dengan plaster gipsum berkekuatan tinggi atau adukan belerang. 

Tata cara ini tidak mengatur mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keamanan, bila ada, sehubungan dengan penerapannya adalah tanggung jawab pengguna untuk tingkat keamanan dan keselamatan yang tepat sebelum memulai pekerjaan. Untuk ketentun khusus dapat dilihat pada sub pasal 4.3 dan sub pasal 6.2.3.1. 

Satuan standar yang dipakai adalah satuan Standar Internasional (SI). 

Acuan normatif 
SNI 15-2049-1994, Semen portland 
ASTM C-472, Test method physical testing of gypsum, gypsum plasters and gypsum concrete 
ASTM 595M, Specification for blended hydraulic cements 
ASTM C-1231, Practice for use of unbounded caps in determination of compressive strength of hardened concrete cylinders 

Kegunaan
Tata cara ini menjelaskan tentang prosedur mendapatkan permukaan yang rata di bagian ujung silinder beton yang baru dicetak, beton keras, atau beton inti hasil pengeboran bila permukaan ujungnya tidak rata dan tidak memenuhi persyaratan tegak lurus sesuai standar yang berlaku. 

Pelat kaping
Pelapis dari semen murni dan pelapis adukan gipsum berkekuatan tinggi harus dibentuk dengan pelat kaca dengan ketebalan tidak kurang dari 6 mm, pelat logam yang dihaluskan permukaannya dengan mesin setebal tidak kurang dari 11 mm, atau pelat dari batu granit yang dihaluskan permukaannya setebal tidak kurang dari 76 mm. 
 
Pelapis dari adukan belerang harus dibentuk seperti pelat logam atau batu granit, kecuali daerah lekukan yang akan menerima lelehan belerang tidak boleh lebih dari 12 mm.  

Untuk semua keadaan, diameter pelat sekurang-kurangnya harus 25 mm lebih besar dari diameter benda uji dan kemiringan permukaan kaping tidak boleh lebih dari 0,05 mm untuk diameter silinder 152 mm. 

Tingkat kekerasan permukaan pelat logam yang baru tidak boleh melampaui ketentuan yang ditetapkan, atau 3,2 µm untuk setiap tipe permukaan dan arah perletakannya. 

Permukaan yang baru dikaping harus bebas dari retakan, goresan, atau cacat lain yang ditimbulkan selama pengerjaan finishing.  

Pelat logam yang akan digunakan harus bebas dari retakan, goresan, atau cacat lain yang tebalnya lebih besar dari 0,25 mm atau luas permukaan lebih besar dari 32 mm2. 

CATATAN  Tingkat kekerasan Rockwell 48 HRC disarankan untuk pelat kaping dari alat yang digunakan untuk membuat pelapis dari adukan belerang. 

Alat pelurus
Alat pelurus yang sesuai, seperti batang pengarah atau alat sipat datar, harus dipakai sehubungan dengan alat kaping untuk menjamin tidak terdapat penyimpangan ketegaklurusan terhadap sumbu benda uji silinder tidak lebih dari 0,5. 

Ketentuan yang sama dipakai dalam hubungan antara sumbu alat pelurus dengan permukaan pelat kaping bila digunakan batang pelurus. 

Sebagai tambahan, lokasi dari setiap batang pelurus berkenaan dengan pelatnya sedemikian rupa sehingga tidak terdapat penyimpangan sumbu pelapis terhadap sumbu benda uji yang lebih besar dari 2 mm. 

Cawan peleleh untuk adukan belerang
Cawan yang akan digunakan untuk melelehkan adukan belerang  harus dilengkapi dengan alat pengontrol temperatur otomatis dan harus dibuat dari logam atau dilapisi bahan yang tidak bereaksi terhadap belerang cair. 

Hal-hal yang perlu diperhatikan: 
a) Pelindung alat pemanas di sekeliling cawan peleleh menjamin terhindarnya kelecakan terhadap pecahnya permukaan akibat pemanasan kembali dari campuran belerang dingin.

b) Apabila cawan peleleh tidak lengkap, tekanan yang terjadi di bawah permukaan belerang yang  keras pada saat pemanasan kembali dapat dihindarkan dengan menggunakan batang logam yang menyentuh dasar cawan yang muncul di atas permukaan cairan belerang pada saat dingin.

c) Batang logam tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup untuk menghantarkan panas ke bagian atas pada saat pemanasan kembali, mula-mula melelehkan belerang sekeliling batang dan selanjutnya menghindarkan terjadinya pengembangan tekanan dari bawah. Sendok logam besar dapat juga dipakai sebagai pengganti batang logam.

d) Gunakan cawan peleleh belerang di bawah cerobong asap untuk mengeluarkan asap ke luar. Api hasil pemanasan berlebih sangat berbahaya, sebab titik nyala belerang sekitar 227oC dan campuran dapat memijar akibat pemanasan yang berlebihan. Pada saat campuran mulai terbakar, api dapat dipadamkan dengan jalan menutupi campuran tersebut. Kemudian cawan harus diisi kembali dengan bahan yang baru setelah api dipadamkan.

Bahan kaping
a) Kekuatan bahan kaping dan ketebalan kaping sesuai dengan persyaratan pada Tabel 1.

1) Pabrikan atau pemakai bahan harus memberikan dokumentasi, jika uji beton dengan kekuatan tinggi lebih besar dari 50 MPa  menggunakan adukan sulfur, plaster gipsum kekuatan tinggi, dan bahan-bahan lainnya kecuali pasta semen murni.

(a) Kekuatan rata-rata dari 15 silinder yang telah dikaping dengan suatu bahan tidak lebih kecil dari 98% dari kekuatan rata-rata beton yang dikaping dengan pasta semen murni atau 15 silinder ground plane sampai dengan kedalaman 0,05 mm.
(b) Standar deviasi kekuatan silinder yang telah dikaping tidak  lebih besar 1,57 kali dari standar deviasi silinder acuan.
(c) Persyaratan ketebalan kaping harus memenuhi uji kualifikasi, dan
(d) Persyaratan waktu pengerasan kaping harus memenuhi uji kualifikasi.

2) Tambahan, jika kubus menggunakan pasta semen murni, laporan uji kualifikasi harus mencakup kuat tekan kubus ukuran 50 mm dari bahan yang memenuhi syarat.

Jika menggunakan silinder, bahan kaping harus sesuai dengan syarat yang diizinkan dengan kekuatan sampai dengan 20% lebih besar dari beton yang diuji pada  uji kualifikasi. Pabrikan setiap tahun harus mengontrol kualitas bahan yang mengalami penurunan.

Pemakai bahan harus menyimpan salinan hasil kualifikasi, dan waktu pembuatan bahan yang baik dan dari bahan yang sekarang digunakan.

3) Kuat tekan dari bahan kaping harus dicari dengan mengadakan pengujian terhadap kubus berukuran 50 mm sesuai dengan SNI 15-2049-1994. Kecuali  untuk adukan belerang, prosedur pencetakan  sesuai dengan SNI 15-2049-1994 dapat diganti dengan prosedur lain yang diperlukan untuk menghindarkan terjadinya gelembung udara yang terperangkap dalam jumlah besar. Untuk prosedur pemadatan alternatif lihat metoda uji ASTM C 472. Rawat kubus pada kondisi lingkungan dan durasi yang sama dengan bahan yang digunakan sebagai penutup benda uji.

4) Kekuatan bahan kaping harus dilihat pada tanda terima dari setiap pengiriman baru dan pada selang durasi tidak lebih dari tiga bulan.
Bila kiriman bahan kaping tersebut gagal memenuhi syarat kekuatan, bahan tersebut tidak boleh dipergunakan, dan pengujian kekuatan terhadap bahan pengganti harus dilakukan setiap minggu sampai empat seri perhitungan kekuatan memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.

b) Pasta semen hidraulik murni
1) Buatlah uji kualifikasi dari pasta semen hidraulik murni sebelum dipergunakan untuk kaping untuk menetapkan pengaruh faktor air semen dengan umur kuat tekan kubus ukuran 50 mm.

CATATAN 1 Semen yang dipergunakan biasanya memenuhi spesifikasi SNI 15-2049-1994, meskipun demikian Spesifikasi ASTM C 595 mengenai blended semen, semen aluminat atau semen hidraulik lainnya yang menghasilkan kekuatan yang dapat diterima dan dapat dipergunakan.
2) Buat pasta semen murni sampai mendapatkan konsistensi yang diinginkan dengan faktor air semen yang sama atau kurang dari yang dibutuhkan untuk kekuatan yang diperlukan, biasanya 2 sampai 4 jam sebelum pasta tersebut dipergunakan (CATATAN 2).

Lakukan pencampuran ulang bila diperlukan untuk menjaga konsistensi (CATATAN 3) Beberapa pemadatan ulang pada pasta dapat diterima selama faktor air semen yang disyaratkan tidak terlampaui.

Konsistensi optimum biasanya dicapai pada nilai faktor air semen 0,35-0,36 satuan berat untuk semen tipe I dan II, serta nilai faktor air semen 0,35 – 0,39 satuan berat untuk semen tipe III.

CATATAN 2  Campuran pasta yang baru dibuat cenderung untuk mengalami bliding, menyusut, dan menghasilkan kaping yang tidak dapat digunakan/diterima. Pada umumnya semen portland memerlukan durasi  antara 2 sampai 4 jam.

CATATAN 3  Syarat konsistensi pasta ditetapkan oleh penampilan kaping, jika kaping dikelupas, pasta cair menghasilkan kaping yang tipis dan pasta yang kental menghasilkan kaping yang tebal.

c) Pasta semen gipsum berkekuatan tinggi
Tidak ada bahan pengisi atau bahan tambahan yang dapat ditambahkan ke pasta gipsum murni berkekuatan tinggi (CATATAN 4).

Uji kualifikasi harus dibuat untuk menentukan pengaruh faktor air semen dengan umur kuat tekan kubus ukuran 50 mm.

Bahan retarder (memperlambat pengikatan) harus digunakan untuk memperpanjang waktu kerja, tetapi pengaruhnya terhadap faktor air semen yang diperlukan dan terhadap kekuatan yang diinginkan harus ditentukan (CATATAN 5).

CATATAN 4  Adukan berkekuatan rendah, plaster of Paris, atau campuran antara plaster of Paris dengan semen portland tidak cocok untuk kaping.

CATATAN 5  Faktor air semen gipsum antara 0,26 dan 0,30. Penggunaan faktor air semen yang rendah  dan pencampurannya yang cepat dapat diizinkan untuk mengembangkan sampai 35 MPa pada umur 1 sampai 2 jam. Faktor air semen gipsum yang lebih tinggi akan memperpanjang waktu kerja, tetapi mengurangi kekuatan.

Post a Comment for "TATA CARA PEMBUATAN KAPING UNTUK BENDA UJI SILINDER BETON"