Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SISTEM PENGENDALIAN ASAP KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG

Sistem-Pengendalian-Asap-Kebakaran-Pada-Bangunan-Gedung

 SISTEM PENGENDALIAN ASAP KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG 

 Kode : SNI 03-6571-2001 
 Bahasa : Indonesia
 Halaman : 57 Halaman
 Format : Pdf
 Sumber : Badan Standardisasi Nasional
 Sifat : GRATIS
 Download 

CUPLIKAN ISI EBOOK

Ruang Lingkup
Standar ini ditujukan untuk keselamatan jiwa dan perlindungan harta benda terhadap bahaya kebakaran.  

Standar ini digunakan untuk perancangan, instalasi, pengujian, pengoperasian dan pemeliharaan dari sistem pengolah udara mekanik baru atau perbaikan yang juga digunakan sebagai sistem pengendalian asap. 

Dalam zona yang besar seperti pada atrium dan mal, dibahas pada standar lain. standar ini menetapkan kriteria minimal untuk perancangan sistem pengendalian asap,  sehingga memungkinkan penghuni menyelamatkan diri dengan aman dari dalam bangunan, atau bila dikehendaki ke dalam daerah aman di dalam bangunan. 

Tujuan dari standar ini adalah sebagai pedoman dalam menerapkan sistem yang menggunakan perbedaan tekanan dan aliran udara untuk menyempurnakan satu atau lebih hal berikut: 
a) Menghalangi asap yang masuk ke dalam sumur tangga, sarana jalan ke luar, daerah tempat berlindung, saf lif, atau daerah yang serupa.
b) Menjaga lingkungan yang masih dapat dipertahankan dalam daerah tempat berlindung dan sarana jalan ke luar selama waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi.
c) Menghalangi perpindahan asap dari zona asap.
d) Menyediakan kondisi di luar zona kebakaran yang memungkinkan petugas mengambil tindakan darurat untuk melakukan operasi penyelamatan dan untuk melokalisir dan mengendalikan kebakaran.
e) Menambah proteksi jiwa dan untuk mengurangi kerugian harta milik.

Istilah dan Definisi
asap adalah zat padat atau cair yang melayang di udara dan gas yang ditimbulkan jika bahan mengalami pemanasan atau pembakaran, bersama-sama dengan sejumlah udara yang dimasukkan atau dengan kata lain dicampur ke dalam massanya. 

daerah tempat berlindung adalah daerah pada bangunan yang dipisahkan dari ruang lain oleh penghalang asap kebakaran dimana lingkungan yang dapat dipertahankan dijaga untuk jangka waktu selama daerah tersebut masih dibutuhkan untuk dihuni pada saat kebakaran. 

efek cerobong adalah aliran udara vertikal di dalam bangunan disebabkan oleh temperatur yang ditimbulkan dari perbedaan densitas antara bagian dalam bangunan dan bagian luarnya, atau antara dua ruangan.

pedoman adalah dokumen yang serupa dalam isi dan strukturnya seperti kode atau standar, tetapi isinya hanya ketentuan yang tidak mengikat, menggunakan kata“ sebaiknya “untuk menunjukkan rekomendasi dalam bagian dari kalimat.

penghalang asap adalah lapisan yang menerus, vertikal atau horisontal, seperti dinding, lantai, atau rakitan langit-langit yang dirancang dan dipasang untuk menghalangi gerakan asap.

sistem pembuangan asap adalah sistem mekanik atau gravitasi ditujukan untuk menggerakkan asap dari zona asap ke luar bangunan, termasuk sistem pembersihan asap, pembilasan dan ven, seperti fungsi fan pembuangan yang digunakan untuk mengurangi tekanan dalam zona asap.

sumur tangga bertekanan adalah jenis sistem pengendalian asap dimana saf tangga secara mekanik diberi tekanan, yang berpengaruh terhadap daerah kebakaran, dengan udara luar untuk menjaga asap dari kontaminasi selama kejadian kebakaran.

Informasi umum
Semua kebakaran memproduksi asap yang jika tidak dikendalikan akan menyebar keseluruh bangunan atau bagian bangunan, yang berpotensi mengancam jiwa serta merusak harta benda. 

Sistem pengendalian asap sebaiknya dirancang untuk menghalangi aliran asap ke dalam sarana jalan ke luar, jalan terusan ke luar, daerah tempat berlindung, atau daerah lain yang serupa.  

Dengan menyediakan springkler otomatik atau sarana pemadaman kebakaran otomatik lain yang umum diperlukan untuk mengendalikan asap, dapat membatasi penjalaran dan besarnya kebakaran secara efektif dan ekonomis.  

Sistem lain dapat disediakan untuk hunian khusus atau fasilitas yang sudah ada. 
Apabila sistem pengendalian asap tersedia, sebaiknya diaktifkan sedini mungkin pada keadaan darurat kebakaran untuk membatasi penyebaran gas kebakaran dan untuk menjaga lingkungan yang masih dapat dipertahankan dan pada daerah yang diproteksi. 

Sistem pengendalian asap sebaiknya berfungsi selama jangka waktu evakuasi pada daerah yang diproteksi oleh sistem. Sistem seperti itu ditujukan untuk mengendalikan perpindahan asap ke dalam daerah yang diproteksi, yang demikian itu berarti menyediakan daerah tempat berlindung atau waktu tambahan untuk ke luar gedung, tetapi sebaiknya jangan mengharapkan daerah seperti itu akan bebas dari asap sepenuhnya. 

Sistem pengendalian asap sebaiknya secara teknik dirancang untuk hunian khusus dari suatu bangunan. 

Sebagai tambahan, rancangan sistem pengendalian asap sebaiknya dikoordinasikan dengan sistem keselamatan jiwa lainnya sehingga saling melengkapi, dan tidak saling meniadakan satu sama lain.

Prinsip Pengendalian Asap
Seringkali, aliran asap mengikuti gerakan udara menyeluruh dalam bangunan. Meskipun suatu kebakaran dimungkinkan dikurung dalam kompartemen tahan api, asap dapat menyebar ke daerah yang bersebelahan melalui bukaan seperti konstruksi yang retak, tembusan pipa, ducting, dan pintu yang terbuka. 

Faktor prinsip yang menyebabkan asap menyebar ke daerah luar kompartemen adalah sebagai berikut:
a) efek cerobong.
b) efek temperatur kebakaran.
c) kondisi cuaca, khususnya angin dan temperatur.
d) sistem pengolahan udara mekanik.

Gerakan asap dapat dikendalikan dengan mengubah perbedaan tekanan ini. Komponen bangunan dan peralatan seperti dinding, lantai, pintu, damper, dan sumur tangga tahan asap dapat digunakan  bersamaan dengan sistem pemanasan, ventilasi dan pengkondisian udara untuk membantu dalam mengendalikan gerakan asap. 

Perancangan bangunan menyeluruh yang memenuhi syarat dan konstruksi yang kedap asap penting untuk pengendalian asap. 

Pengenceran asap dalam daerah kebakaran dari bangunan yang di kompartemenisasi bukan sarana pengendalian asap yang tepat. Pengendalian asap tidak dapat dicapai secara sederhana dengan pemasokan udara ke dan membuang udara dari kompartemen.

Pengendalian asap dapat dibagi dalam dua prinsip sebagai berikut: 
a) Perbedaan tekanan cukup besar yang bekerja di kedua sisi penghalang akan mengendalikan gerakan asap.
b) Aliran udaranya sendiri akan mengendalikan gerakan asap jika kecepatan udara rata-rata cukup besar.

Presurisasi.
Sarana utama pengendalian aliran asap adalah dengan menciptakan perbedaan tekanan udara di kedua sisi partisi, lantai, dan komponen bangunan lain. Konsep dasar dari presurisasi bangunan adalah menentukan tekanan tertinggi di ruang yang bersebelahan dari zona asap. 

Dengan cara ini, gerakan udara ke dalam zona asap dari daerah yang bersebelahan dan asap dihalangi dari penyebaran ke seluruh bangunan. 

Aliran Udara
Aliran udara yang berkecepatan cukup dapat menghalangi gerakan asap. Prinsip ini umumnya banyak digunakan untuk mengendalikan gerakan asap melalui bukaan. 

Aliran udara melalui bukaan ke dalam zona asap harus berkecepatan cukup untuk membatasi perpindahan asap dari zona itu seperti pada bukaan. 
Pintu dalam bukaan ini tidak terbuka untuk jangka waktu yang lama, sehingga kondisi sementara yang ditunjukkan ini penting untuk menyediakan jalan ke luar dari, atau masuk ke, daerah zona. 

Luas Kebocoran
Bukaan kecil pada penghalang asap, seperti konstruksi sambungan, keretakan, celah pada pintu tertutup, dan jarak celah serupa, sebaiknya dijaga agar perbedaan tekanan di kedua sisi penghalang asap dengan tekanan luar tetap positip terhadap zona asap.

Bukaan yang besar pada penghalang asap, seperti pintu dan bukaan lainnya yang digunakan untuk membuka, sebaiknya ditunjukkan. Bukaan ini sebaiknya dikaji didasarkan pada daerah geometriknya. 

Data Cuaca
Perbedaan temperatur antara bagian luar dan bagian dalam bangunan menyebabkan efek cerobong dan menentukan arah dan besarnya. Efek temperatur dan kecepatan angin beragam dengan ketinggian bangunan, konfigurasi, kebocoran, bukaan dinding dan konstruksi lantai. 

Perancang sistem memerlukan temperatur rancangan untuk musim panas dan hujan. Untuk analisa keseluruhan, data angin juga perlu dipertimbangkan.

Perbedaan Tekanan
Perbedaan tekanan maksimum dan minimum yang diijinkan di kedua sisi batas zona pengendalian asap sebaiknya dipertimbangkan. 

Perbedaan tekanan maksimum yang diijinkan sebaiknya tidak menghasilkan gaya membuka pintu yang melebihi persyaratan pada SNI 03-1746-2000, tentang “Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung”, atau peraturan setempat lainnya. 

Perbedaan tekanan minimum yang diijinkan sebaiknya diambil pada keadaan dimana tidak ada tanda-tanda kebocoran asap selama evakuasi dalam bangunan. Untuk sistem yang efektif, tekanan sebaiknya cukup yang tidak mengalahkan gaya angin, efek cerobong, atau daya apung dari asap panas. 

Post a Comment for "SISTEM PENGENDALIAN ASAP KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG"