Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Uji Slump Test Beton

CARA-UJI-SLUMP-BETON

Cara Uji Slump Beton


CARA UJI SLUMP BETON
 Kode : SNI 1972-2008
 Bahasa : Indonesia
 Halaman : 11 Halaman
 Format : Pdf
 Sumber : Badan Standardisasi Nasional  
 Sifat : GRATIS
 Download 

CUPLIKAN ISI EBOOK

Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cara uji slump beton revisi dari SNI 03 – 1972 – 1990 Metode pengujian slump.  Adapun revisi terdapat pada : 
1. Ketentuan bahwa cara uji ini dapat diterapkan pada beton plastis yang memiliki ukuran maksimum agregat kasar hingga 37,5 mm (sebelumnya tidak ada ketentuan ukuran maksimum agregat kasar).
2. Ketentuan tebal logam bahan cetakan harus minimal 1,5 mm (sebelumnya 1,2 mm).
3. Penjelasan mengenai persyaratan kondisi cetakan.
4. Ketentuan diizinkan menggunakan cetakan dengan material alternatif selain logam.
5. Uraian langkah kerja yang lebih terperinci, termasuk petunjuk apabila terjadi keruntuhan geser pada contoh uji.
6. Uraian mengenai ketelitian dan penyimpangan (sebelumnya tidak ada).

Di samping hal-hal tersebut di atas terdapat juga beberapa catatan berkaitan dengan uraian yang bersangkutan untuk  lebih memperjelas bagaimana seharusnya menerapkan cara uji ini tanpa adanya kesalahan-kesalahan.

Umum
Cara uji ini meliputi penentuan nilai slump beton, baik di laboratorium maupun di lapangan. Nilai-nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional (SI) dan digunakan sebagai standar. 

Standar ini tidak memasukkan masalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaannya. Pengguna standar ini bertanggung jawab untuk menyediakan hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan serta peraturan dan batasan-batasan dalam menggunakan standar ini. 

Catatan dalam tulisan standar ini memuat materi penjelasan. (tidak termasuk apa yang tercantum dalam tabel- tabel dan gambar-gambar) tidak boleh dipertimbangkan sebagai persyaratan dari standar.  

Arti dan kegunaan 
Cara uji ini bertujuan untuk menyediakan langkah kerja bagi pengguna untuk menentukan slump dari beton semen hidrolis plastis.

CATATAN 1  Sebetulnya, cara uji ini merupakan suatu teknik untuk memantau homogenitas dan workability adukan beton segar dengan suatu kekentalan tertentu yang dinyatakan dengan satu nilai slump . Dalam kondisi laboratorium, dengan material beton yang terkendali secara ketat, nilai slump umumnya meningkat sebanding dengan nilai kadar air campuran beton, dengan demikian berbanding terbalik dengan kekuatan beton. 

Tetapi dalam pelaksanaan di lapangan harus hati-hati, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap perubahan adukan  beton pada pencapaian nilai slump yang ditentukan,  sehingga hasil slump yang diperoleh di lapangan tidak sesuai dengan kekuatan beton yang diharapkan. 

Cara uji ini dapat diterapkan pada beton plastis yang memiliki ukuran maksimum  agregat kasar hingga 37,5 mm (1 ½ in.). Bila ukuran agregat kasar lebih besar dari 37,5 mm (1 ½ in.), metode pengujian dapat diterapkan bila digunakan dalam fraksi yang lolos saringan 37,5 mm (1 ½ in.), dengan agregat yang ukurannya lebih besar dibuang/disingkirkan sesuai dengan Bagian “Additional Procedures for Large Maximum Size Aggregate Concrete” dalam AASHTO T 141. Cara uji ini tidak dapat diterapkan pada beton non-plastis dan beton  non-kohesif. 

CATATAN 2  Beton dengan nilai slump < 15 mm  mungkin tidak cukup plastis dan beton yang slumpnya > 230 mm  mungkin tidak cukup kohesif untuk pengujian ini. Oleh karena itu harus ada perhatian yang seksama dalam menginterpertasikan hasil pengujian. 

Acuan normatif 
AASHTO T 119-99, Standard method of test for slump of hydraulic cement cement. 
SNI 03 – 2458 – 1991 : Metode pengambilan contoh untuk beton segar 

Beton Segar adalah adukan beton yang  bersifat  plastis yang terdiri dari agegat halus, agregat kasar, semen, dan  air,  dengan atau tanpa bahan tambah atau bahan pengisi

Slump Beton penurunan ketinggian pada pusat permukaan atas beton  yang diukur segera setelah cetakan uji slump diangkat 

Satu contoh campuran beton  segar dimasukkan ke dalam sebuah cetakan yang memiliki bentuk kerucut terpancung dan dipadatkan dengan batang penusuk. Cetakan diangkat dan beton dibiarkan sampai terjadi penurunan pada permukaan bagian atas beton. Jarak antara posisi permukaan semula dan posisi setelah penurunan pada pusat permukaan atas beton diukur dan dilaporkan sebagai nilai slump beton 

Alat uji 
Alat uji harus berupa sebuah cetakan yang terbuat dari bahan logam yang tidak lengket dan tidak bereaksi dengan pasta semen. Ketebalan logam tersebut tidak boleh lebih kecil dari 1,5 mm dan bila dibentuk dengan proses pemutaran (spinning), maka tidak boleh  ada titik dalam cetakan yang ketebalannya lebih kecil dari 1,15 mm. 

Cetakan harus berbentuk kerucut terpancung dengan diameter dasar 203 mm, diameter atas 102 mm, tinggi 305 mm. Permukaan  dasar dan permukaan atas kerucut harus terbuka dan sejajar satu dengan yang lain serta tegak lurus terhadap sumbu kerucut. 

Batas toleransi untuk masing-masing diameter dan tinggi kerucut harus dalam rentang 3,2 mm  dari ukuran yang telah ditetapkan. Cetakan harus dilengkapi dengan bagian injakan kaki dan untuk pegangan seperti ditunjukkan dalam  Gambar 1.  Bagian dalam dari cetakan relatif harus licin dan halus, bebas  dari lekukan, deformasi atau mortar yang melekat. 

Cetakan harus dipasang secara kokoh di atas pelat dasar yang tidak menyerap air.  Pelat dasar juga harus cukup luas agar dapat menampung adukan beton setelah mengalami slump. 
CARA-UJI-SLUMP-BETON/SLUM-TEST-01
Cara Uji Slump Beton/Slum Test 01

CARA-UJI-SLUMP-BETON/SLUM-TEST-02

Cara Uji Slump Beton/Slum Test 02


Cetakan dengan material alternatif 
Cetakan yang terbuat selain dari bahan logam diperbolehkan bila persyaratan berikut dipenuhi.  Cetakan harus memenuhi persyaratan ukuran sesuai Butir 5.1. Cetakan harus cukup kaku untuk menjaga ukuran yang telah ditetapkan  dan toleransi selama penggunaan, tahan terhadap gaya tumbuk dan harus tidak menyerap air. 

Cetakan harus diuji coba untuk mendapatkan hasil-hasil yang dapat dibandingkan dengan hasil-hasil yang diperoleh  jika menggunakan cetakan logam sesuai persyaratan Butir 5.1. Uji banding  harus dilakukan oleh laboratorium yang independen atas nama pembuat cetakan.  Uji banding harus terdiri minimum 10 sampel pada masing-masing dari tiga nilai slump yang berbeda dengan rentang dari 50 mm sampai 125 mm. 

Tidak boleh ada hasil-hasil uji slump  individual yang berbeda lebih dari 15 mm dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan cetakan logam. Hasil uji rata-rata dari masing-masing pengujian slump yang diperoleh dengan menggunakan cetakan material alternaif tidak boleh berbeda lebih dari 10 mm dari hasil uji rata-rata yang diperoleh dengan cetakan logam. 

Bila ada perubahan material atau metode pembuatan, pengujian untuk uji banding harus diulangi.

Bila kondisi cetakan individual diduga  telah menyimpang dari toleransi kondisi fabrikasinya maka suatu uji perbandingan tunggal  harus dilakukan. Bila hasil-hasil pengujian berbeda lebih dari 15 mm (0.5 in) dari yang dihasilkan cetakan logam, maka cetakan tidak boleh digunakan.

Batang penusuk
Batang penusuk harus merupakan suatu batang baja yang lurus, penampang lingkaran dengan diameter 16 mm dan panjang sekira 600 mm, memiliki salah satu atau kedua ujung berbentuk bulat setengah bola dengan diameter 16 mm. 


Post a Comment for "Cara Uji Slump Test Beton"