Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

CARA UJI BERAT ISI, VOLUME PRODUKSI CAMPURAN DAN KADAR UDARA BETON

Cara-uji-berat-isi-volume-produksi-campuran-dan-kadar-udara-beton


UJI BERAT ISI, VOLUME PRODUKSI CAMP. & KADAR UDARA BETON

 Kode : SNI 1973-2008
 Bahasa : Indonesia
 Halaman : 13 Halaman
 Format : Pdf
 Sumber : Badan Standardisasi Nasional  
 Sifat : GRATIS
 Download 

CUPLIKAN ISI EBOOK

Ruang lingkup
Cara uji ini meliputi penentuan berat isi dari campuran beton segar dan beberapa formula untuk menghitung volume produksi campuran, kadar semen, dan kadar udara dalam beton.  

Acuan Normatif
SNI 03-1972-1990, Metode pengujian slump beton 
SNI 15-2531-1991, Metode pengujian berat jenis semen portland 
SNI 03-2458-1991, Metode pengambilan contoh campuran beton segar 
SNI 03-4804-1998, Metode pengujian bobot isi dan rongga udara dalam agregat 
SNI 03-4804-1998, Metode pengujian bobot isi dan rongga udara dalam agregat  
SNI 03-6865-2002, Tata cara pelaksanaan program uji antar laboratorium untuk penentuan presisi metode uji bahan konstruksi 

Istilah dan definisi
Berat isi adalah berat per satuan volume

Berat isi teoritis beton adalah biasanya ditentukan di laboratorium, nilainya diasumsikan tetap untuk semua campuran yang dibuat dengan komposisi dan bahan yang identik. Hal ini diperhitungkan dengan cara berat total material dalam campuran (kg) dibagi dengan total volume absolut (m3). Berat isi teoritis beton (kg/m3) dihitung pada keadaan bebas udara.

Berat total semua material yang digunakan adalah penjumlahan dari berat semen, agregat halus, agregat kasar, air pencampur, dan bahan-bahan padat atau cair lainnya yang digunakan.

Kadar semen adalah jumlah semen yg digunakan perkubikasi beton 

Kadar udara adalah jumlah udara yang terperangkap dalam beton segar 

Volume produksi campuran adalah volume beton segar per campuran yang didefinisikan sebagai volume beton yang diproduksi dari suatu adukan yang terdiri dari beberapa material 

Volume absolut adalah volume absolut untuk masing-masing bahan dalam m3 sama dengan berat bahan dalam kg dibagi dengan 1000 x berat jenisnya. Untuk komponen agregat, berat jenis jenuh dan massa harus didasarkan pada kondisi jenuh dan kering permukaan. Berat jenis semen harus berdasarkan pada cara uji C 188, berat jenis semen sebesar 3.15 dapat  digunakan untuk semen yang dibuat di pabrik sesuai dengan persyaratan pada spesifikasi C 150

Volume absolut total adalah penjumlahan dari volume absolut untuk masing-masing bahan dalam campuran (m3) 

Timbangan adalah Timbangan dengan ketelitian 45 g atau 0.3% dari berat benda uji, atau lebih besar berdasarkan rentang yang digunakan. Rentang yang digunakan berdasarkan  timbangan yang dapat  digunakan untuk menimbang wadah ukur kosong sampai wadah ukur yang telah terisi beton sekitar 2600 kg/m3.

Batang penusuk adalah Batang penusuk terbuat dari baja yang lurus dengan diameter 16 mm dan panjang 600 mm, dengan bagian ujungnya dibulatkan setengah bola dengan diameter 16 mm.

Penggetar internal adalah Penggetar internal harus memiliki permukaan yang halus dan rapat pada bagian penggetarnya serta digerakkan dengan motor listrik. Frekuensi getaran harus 7000 getaran per menit atau lebih. Diameter terluar dari bagian penggetar tidak kurang dari 19 mm dan tidak lebih dari 38 mm. Panjang bagian penggetar tidak kurang dari 600 mm. 

Wadah ukur adalah Wadah ukur berbentuk silinder, dapat terbuat dari baja atau logam lain (sesuai CATATAN 1). Kapasitas minimum dari wadah silinder harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam tabel 1 yang berdasarkan pada ukuran agregat dalam beton yang akan diuji. 

Semua wadah ukur, kecuali wadah ukur pada pengukur kadar udara (air meter) yang digunakan pada pengujian TEST METHOD C 138, harus sesuai dengan persyaratan TEST METHOD C 29/C 29M. Wadah ukur yang digunakan pada pengukur kadar udara (air meter) harus sesuai dengan persyaratan  TEST METHOD C 231, dan harus dikalibrasi untuk volumenya sebagaimana dijelaskan pada TEST METHOD C 29/C 29M. 

Permukaan atas dari wadah ukur pada pengukur kadar udara (air meter) harus mulus dan rata dalam batas 0.3 mm (sesuai CATATAN 2). Penandaan ukuran wadah ukur digunakan untuk pengujian beton dengan ukuran maksimum nominal  agregat yang sama atau lebih kecil dari yang tertera dalam tabel. 

CATATAN 1  Logam tidak boleh bereaksi terhadap pasta semen. Bagaimanapun, bahan reaktif seperti  aluminium mungkin dapat digunakan dimana terdapat konsekuensi pada reaksi inisial. Permukaan film yang terbentuk akan melindungi logam dari serangan korosi. 

CATATAN 2  Permukaan atas cukup datar jika 0.3 mm gage tidak dapat dimasukkan di antara bibir gelas dan pelat kaca 6 mm atau lebih tebal diletakkan di bagian atas dari wadah. 

Alat perata adalah Pelat logam persegi empat dengan ketebalan 6 mm atau pelat acrylic atau kaca dengan ketebalan 12 mm, lebar 50 mm dan panjang yang disesuaikan dengan wadah silinder yang digunakan. Permukaan pelat harus rata dan mulus dengan toleransi penyimpangan 2 mm. 

Palu karet adalah Untuk wadah ukur dengan volume tidak lebih dari 14 liter, gunakan palu karet dengan berat (600 ± 200) g, sedangkan untuk wadah ukur dengan volume lebih dari 14 liter, gunakan palu karet dengan berat (1000 ± 200) g. 

Contoh Uji 
Untuk mendapatkan contoh uji campuran beton segar sesuai dengan SNI 03-2458-1991. 

Pemilihan metode pemadatan
Pemilihan metode pemadatan berdasarkan nilai slump dilakukan jika tidak ditentukan dalam spesifikasi.  Metode pemadatan dilakukan degan cara penusukan dan getaran internal. Untuk nilai slump yang lebih besar dari 75 mm pemadatan dilakukan dengan cara penusukan. 

Untuk nilai slump yang terletak di antara 25 mm sampai 75 mm pemadatan dapat dilakukan dengan cara penusukan atau penggetaran internal.  Apabila nilai slump lebih kecil dari 25 mm maka pemadatan hanya boleh dilakukan dengan cara penggetaran.

Beton nonplastis, seperti yang biasa digunakan pada pabrik pembuatan pipa dan pekerjaan menembok, tidak termasuk dalam cara uji ini.

Pemadatan 
Beton ditempatkan dalam tiga lapis dengan volume  yang sama pada setiap lapis.  Untuk wadah ukur yang digunakan dengan volume 14 liter atau lebih kecil, tusuk-tusuk setiap lapis dengan 25 tusukan batang penusuk, 50 tusukan bila volume wadah ukur yang digunakan 28 liter, dan satu tusukan untuk setiap 20 cm2 dari permukaan untuk wadah ukur yang lebih besar.  

Tusukan lapisan bawah tidak menyentuh wadah ukur bagian bawah.  Penusukan dilakukan secara merata di atas penampang melintang wadah ukur dan untuk dua lapis di atasnya, tusukan menembus lapisan di bawahnya sedalam 25 mm.  

Setelah setiap lapis ditusuk, pukul-pukul setiap sisi sebanyak 10 sampai 15 kali dengan menggunakan palu (sesuai 4.6) untuk mengurangi jumlah pori dalam beton. Tambahkan lapis terakhir dan hindari pengisian yang terlalu penuh. 

Penggetaran internal
Isi dan getarkan wadah ukur dalam dua lapis yang sama.  Tempatkan semua beton dalam setiap lapis dalam wadah ukur sebelum penggetaran dimulai pada lapis tersebut.  Masukkan alat penggetar pada tiga tempat yang berbeda di setiap lapis.  Untuk pemadatan lapis bawah, alat penggetar diusahakan tidak mengenai bagian bawah wadah ukur.  

Dalam pemadatan lapis terakhir, alat penggetar harus menembus setiap lapis yang di bawahnya kira-kira 25 mm.   Alat penggetar harus ditarik secara hati-hati agar tidak ada udara yang terperangkap dalam beton.  

Waktu penggetaran yang diperlukan akan tergantung dari tingkat kemudahan pekerjaan beton dan efektifitas penggetar (Vibrator) (sesuai    CATATAN 3). Penggetaran menerus hanya boleh dilakukan untuk mendapatkan beton yang padat (sesuai CATATAN 4). 

Amati lamanya waktu penggetaran yang diperlukan untuk berbagai jenis beton, penggetar dan alat ukur yang digunakan.

CATATAN 3 Biasanya, penggunaan penggetar dilakukan sampai permukaan beton menjadi relatif mulus.
 
CATATAN 4  Penggetaran berlebih mungkin menyebabkan segregasi dan kehilangan kuantitas udara yang terperangkap. 

Post a Comment for "CARA UJI BERAT ISI, VOLUME PRODUKSI CAMPURAN DAN KADAR UDARA BETON"