Pengujian Aspal Di Laboratorium
PENGUJIAN ASPAL DI LABORATORIUM
(BAGIAN
4)
3. Tata cara pengujian
3.3.
PENGUJIAN ASPAL
3.3.1 METODE PENGAMBILAN
CONTOH ASPAL (SAMPLING)
Pengambilan
contoh aspal untuk pengujian harus mewakili dan dijaga agar tidak
terkontaminasi oleh bahan lain sebelum pengujian.
Terdapat
beberapa cara metode pengambilan contoh aspal yang digunakan untuk pekerjaan
campuran beraspal panas, dua cara berdasarkan asal dari aspal diantaranya
adalah:
a) Pengambilan contoh aspal dari mobil tangki
(1) Maksud
Memperoleh
contoh aspal dari
mobil tangki yang akan digunakan untuk pengujian mutu di laboratorium.
(2) Peralatan
Pada
saat akan melakukan pengambilan contoh aspal terlebih
dahulu harus dilakukan tahapan penyiapan peralatan:
a.
Wadah
untuk contoh aspal yang mempunyai ukuran volume
b.
Peralatan
pembantu.
(3) Persiapan
pengujian
Contoh
yang akan diambil sudah tersedia pada mobil tangki dengan kondisi cair dan
dapat dialirkan melalui keran pengeluar.
(4) Langkah
pengambilan contoh
·
Aspal
diambil dari keran tangki yang dilengkapi keran.
·
Sebelum
pengambilan contoh dilakukan, keluarkan sebanyak 4 liter dan buang.
· Contoh aspal cair dan aspal yang dicairkan
melalui pemanasan harus diambil dengan metode celup menggunakan kaleng.
· Banyaknya contoh yang harus disiapkan, untuk
pengujian rutin aspal keras 1 liter dan untuk aspal emulsi 4 liter.
b) Pengambilan contoh aspal dari drum
(1) Maksud
Memperoleh
contoh aspal yang
mewakili dari drum yang akan digunakan untuk pengujian mutu di laboratorium.
(2) Peralatan
Pada
saat akan melakukan pengambilan contoh aspal terlebih
dahulu harus dilakukan tahapan penyiapan peralatan:
a.
Wadah
untuk contoh aspal yang mempunyai ukuran volume
b.
Alat
untuk pengambilan contoh aspal keras/minyak dan aspal cair.
(3) Persiapan
pengujian
Contoh
aspal yang akan diambil sudah tersedia pada drum dengan kondisi liquid atau
cair (untuk aspal cair).
(4) Langkah
pengambilan contoh
· Aspal
diambil dari drum dengan menggunakan alat yang sedapat mungkin tidak dipanaskan
terlebih dahulu, untuk menghindari rusaknya aspal akibat pemanasan berulang.
· Lakukan
pemilihan drum yang berisi aspal yang akan diambil secara acak, dengan jumlah
drum terpilih seperti diperlihatkan pada Tabel 3.2.
· Setelah
pengadukan secara sempurna dilakukan pengambilan contoh sebanyak 1 liter dari
drum terpilih.
Tabel 3.2 Jumlah contoh yang dipilih secara acak
Jumlah
drum
|
Yang
diipilh
|
2
–8
9
– 27
28
– 64
65
– 125
126
– 216
217
– 343
344
– 512
513
– 729
730
– 1000
1001
- 1331
|
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
3.3.2
PEMERIKSAAN
PENETRASI
ASPAL
(1) Maksud
Melakukan
pengujian yang ditujukan untuk menetapkan nilai kekerasan aspal.
(2) Peralatan
Pada
saat akan melakukan pengujian terlebih dahulu harus dilakukan tahapan penyiapan
peralatan sebagai berikut:
a. Siapkan
alat pengujian nilai penetrasi lengkap
b.
Termometer
c.
Timbangan
d. Pengukur
waktu, stop wacth
e.
Oven dengan pengatur suhu
(3) Persiapan
pengujian
·
Tuang
contoh uji aspal ke kap penetrasi, diamkan 1 - 2 jam pada temperatur ruang
·
Rendam dalam bak air 25 oC, selama
1 - 2 jam
·
Bersihkan
jarum penetrasi dan pasang
· Letakkan pemberat 50 gr pada pemegang jarum
sehingga berat total menjadi 100 gram
· Pindahkan contoh uji berikut cup penetrasi ke
dalam bak berisi air dengan temperatur 25oC di bawah alat penguji
penetrasi.
(4) Langkah
pengujian
·
Atur jarum hingga bertemu dengan permukaan
benda uji (aspal).
·
Lepaskan
jarum selama 5 + 0,1 detik.
·
Tekan penunjuk penetrometer dan baca angka
penetrasinya.
·
Angkat jarum perlahan-lahan, lakukan pengujian
paling sedikit 3 kali pada contoh uji yang sama.
3.3.3
PEMERIKSAAN
TITIK
LEMBEK ASPAL
(1) Maksud
Melakukan
pengujian yang ditujukan untuk menentukan konsistensi aspal yang ditunjukkan
oleh temperatur dimana aspal berubah bentuk.
(2) Peralatan
Pada
saat akan melakukan pengujian terlebih dahulu harus dilakukan tahapan penyiapan
peralatan sebagai berikut:
a. Siapkan
alat pengujian titik lembek aspal lengkap
b.
Termometer
c.
Timbangan
d. Alat
bantu seperti spatula dan pisau
e.
Oven dengan pengatur suhu
(3) Persiapan
pengujian
·
Panaskan aspal + 25 gr hingga cair
·
Letakkan 2 buah cincin di atas pelat kuningan
yang telah diolesi talk-gliserol
·
Tuang contoh ke dalam cincin cetakan, diamkan
pada temperatur ruang selama 30 menit.
·
Ratakan permukaan contoh dengan pisau.
·
Pasang
kedua benda uji ,
·
Masukkan pada bejana gelas berisi air suling
bertemperatur 5 + 1oC
·
Pasang termometer khusus untuk penentuan
titik lembek
·
Letakkan bola baja di atas benda uji
·
Rendam di dalam air pada temperatur 5 oC
selama 15 menit
(4) Langkah
pengujian
·
Panaskan bejana dengan kenaikan temperatur
air 5oC/menit,
·
Atur kecepatan pemanasan untuk 3 menit
pertama 5 oC + 0,5 /menit
·
Catat temperatur yang ditunjukkan saat bola
baja jatuh
3.3.4
PEMERIKSAAN
DAKTILITAS
ASPAL
(1) Maksud
Melakukan
pengujian yang ditujukan untuk menentukan Daktilitas dar aspal keras/minyak
yang ditunjukkan oleh panjangnya benang aspal yang ditarik hingga putus.
(2) Peralatan
Pada
saat akan melakukan pengujian terlebih dahulu harus dilakukan tahapan penyiapan
peralatan sebagai berikut:
a.
Siapkan alat pengujian yang
terdiri atas cetakan, bak air dan alat penarik (mesin yang dilengkapi dinamo).
b.
Termometer
c. Alat
bantu seperti spatula dan pisau
d.
Oven dengan pengatur suhu
(3) Persiapan
pengujian
·
Panaskan aspal hingga cair
·
Lapisi cetakan dengan gliserin pasanglah
cetakan dakilitas di atas plat dasar
·
Tuang bahan uji dalam cetakan dari ujung ke
ujung hingga penuh berlebih.
·
Dinginkan cetakan pada temperatur ruang
selama 30 - 40 menit, dan ratakan
·
Rendam
di dalam bak perendam dengan temperatur 25oC selama 30 menit
(4) Langkah
pengujian
·
Lepaskan
benda uji dari plat dasar dan sisi -sisi cetakan. Pasang benda uji pada mesin
uji dan tarik dengan kecepatan 5 cm per menit sampai benda uji putus.
·
Bacalah
jarak antara pemegang benda uji saat benda uji putus (cm).
3.3.5
PENGUJIAN
KEKENTALAN
ASPAL KERAS
(1) Maksud
Melakukan
pengujian yang ditujukan untuk menentukan temperatur campuran dan pemadatan
campuran beraspal panas,
(2) Peralatan
Pada
saat akan melakukan pengujian terlebih dahulu harus dilakukan tahapan penyiapan
peralatan sebagai berikut:
a.
Siapkan alat pengujian viskositas lengkap.
b.
Termometer
c.
Oven dengan pengatur suhu
(3) Persiapan
pengujian
· Panaskan alat pengujian pada temperatur 120oC.
· Masukkan benda uji yang telah dipanaskan pada
120oC kedalam tabung viskometer
(4) Langkah
pengujian
· Buka
gabus penyumbat tabung dan lakukan pengujian pada beberapa temperatur yang
berbeda (135o, 150o, 165o, 180o dan
200oC).
·
Konversikan
waktu (detik) yang diperoleh dengan kekentalan kinematik (cst).
· Buat
grafik antara temperatur dan kekentalan untuk menghasilkan temperatur
pencampuran pada temperatur 170 ± 30 cst dan temperatur
pemadatan pada 280 ± 30 cst.
3.3.6 PENGUJIAN
TITIK NYALA ASPAL
(1) Maksud
Melakukan
pengujian yang ditujukan untuk menentukan temperatur titik
nyala dilakukan untuk memastikan bahwa aspal cukup aman untuk pelaksanaan.
(2) Peralatan
Pada
saat akan melakukan pengujian terlebih dahulu harus dilakukan tahapan penyiapan
peralatan sebagai berikut:
a.
Siapkan alat pengujian titik nyala untuk
aspal keras dan aspal cair jenis menguap lambat (slow curing) yaitu cawan
Cleaveland dan nyala penguji. Sedangkan untuk jenis aspal cair
RC dan MC digunakan alat Tag open cup (TOC)
b.
Termometer
c.
Oven dengan pengatur suhu
d.
Penahan
angin
e.
Plat
pemanas
(3) Persiapan
pengujian
· Panaskan
contoh aspal keras atau aspal cair jenis menguap lambat + 100 gr
pada 140oC sampai cukup cair.
· Isilah
cawan Cleaveland atai TOC sampai garis batas dan hilangkan gelembung udara
Letakkan cawan di atas plat pemanas, atur letak sumber panas
· Letakkan nyala penguji, gantungkan
termometer diatas dasar cawan. Atur posisi termometer
· Tempatkan
penahan angin, nyalakan sumber pemanas, atur hingga kenaikan temperatur 15 +
1 oC/menit sampai mencapai temperatur 56 oC di bawah
titik nyala perkiraan.
(4) Langkah
pengujian
· Atur
kecepatan pemanasan 5 - 6 oC/menit pada temperatur antara 56 oC
dan 28oC di bawah titik nyala perkiraan. Nyalakan nyala penguji dan
atur diameter nyala penguji
·
Putar
nyala penguji hingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan) dalam
waktu 1 detik, Ulangi setiap kenaikan 2oC sampai terlihat nyala
singkat pada permukaan aspal, baca temperatur pada termometer dan catat
·
Lanjutkan
pengamatan sampai terlihat nyala di atas permukaan benda uji yang lebih lama
minimal 5 detik , baca dan catat temperatur pada termometer.
3.3.7 PENGUJIAN
KADAR AIR
(1) Maksud
Melakukan
pengujian yang ditujukan untuk mengetahui adanya air pada aspal..
(2) Peralatan
Pada saat akan melakukan pengujian terlebih dahulu
harus dilakukan tahapan penyiapan peralatan dan bahan sebagai berikut:
a.
Siapkan
alat pengujian kadar air yaitu labu gelas yang dilengkapi dengan reflux
kondensor dan tabung penampung air.
b.
Plat pemanas (kompor pemanas)
c.
Bahan pengikat air
d.
Timbangan
(3) Persiapan
pengujian
·
Timbang contoh aspal.
·
Pasang rangkaian penguji kadar air dari aspal,
reflux kondensor hubungkan dengan tabung penerima
·
Masukkan contoh aspal berikut bahan pengikat
air (xylol atau campuran xylol dan toluol)
ke dalam labu.
(4) Langkah
pengujian
·
Panaskan labu berisi contoh uji
dan pengikat air sehingga air dalam tabung penerima tidak bertambah lagi.
·
Baca jumlah air yang tertampung
dalam tabung penerima.
·
Kadar air adalah perbandingan
antara volume air dalam tabung penerima dengan berat benda uji semula.
3.3.8 PENGUJIAN
PENGENDAPAN ASPAL EMULSI
(1) Maksud
Melakukan
pengujian untuk menentukan persentase aspal emulsi yang mengendap. Pengujian
berguna untuk menghindari terdapatnya pemisahan aspal dan air pada aspal
emulsi yang kurang stabil yang kemungkinan akan disimpan pada jangka waktu
lama.
(2) Peralatan
Pada saat akan melakukan pengujian terlebih dahulu
harus dilakukan tahapan penyiapan peralatan dan bahan sebagai berikut:
e.
Plat pemanas (kompor pemanas)
f.
Dua buah gelas ukur dengan volume minimum 500
ml
g.
Timbangan
h.
Termometer
i.
Alat
bantu untuk memindahkan aspal emulsi yang telah disimpan
(3) Persiapan
pengujian
·
Timbang gelas ukur yang akan digunakan
·
Siapkan contoh aspal emulsi sebanyak dua kali
500 ml.
(4) Langkah
pengujian
·
Benda uji masing-masing sebanyak 500 ml
dimasukkan kedalam 2 gelas kimia.
·
Gelas ditutup dan disimpan pada temperatur
ruang selama 5 hari.
·
Pindahkan bagian atas dan bagian bawah benda
uji ke dalam gelas kimia yang telah diketahui beratnya.
· Benda uji kemudian dipanaskan hingga air menguap; residu aspal emulsi kemudian ditimbang.
·
Prosen pengendapan merupakan selisih antara
prosen residu bagian bawah dengan prosen residu bagian atas.
3.3.9
PENGUJIAN
CAMPURAN ASPAL EMULSI DENGAN SEMEN
(1) Maksud
Pengujian
untuk menentukan persentasi aspal emulsi yang rusak dengan cara menambahkan
semen. Pengujian dilakukan guna menjamin bahwa aspal emulsi tahan terhadap
penggumpalan apabila kontak dengan material halus atau abu batu. Pengujian
khususnya untuk jenis aspal emulsi tipe mantap lambat (Slow Setting).
(2) Peralatan
Pada saat akan melakukan pengujian terlebih dahulu
harus dilakukan tahapan penyiapan peralatan dan bahan sebagai berikut:
a.
Botol berisi air suling
b.
Plat pemanas (kompor pemanas)
c.
Dua buah gelas ukur
d.
Timbangan
e.
Termometer
f.
Alat
bantu untuk memindahkan aspal emulsi yang telah disimpan
g.
Saringan
No.14 (1,40 mm).
h.
Oven
yang dapat diatur temperaturnya
(3) Persiapan
pengujian
·
Siapkan
contoh aspal emulsi sebanyak 100 ml.
·
Tambahkan
air suling sehingga residu menjadi 55%
(4) Langkah
pengujian
· Tambahkan
50 gram semen pada campuran yang sudah disiapkan dan diaduk, kemudian tambahkan
lagi air dan diaduk kembali.
· Tuangkan
campuran pada saringan No. 14 (1,40 mm) dan cuci hingga air yang mengalir
jernih.
·
Keringkan campuran dalam oven dan timbang
setelah dingin.
· Persen emulsi yang rusak adalah perbandingan
residu tertahan dalam saringan dengan berat benda uji.
3.4.
PENGUJIAN CAMPURAN BERASPAL
3.4.1 Pengambilan contoh
bahan pembentuk campuran beraspal
Guna
keperluan perencanaan campuran, jumlah agregat dan aspal yang mewakili harus
disiapkan dengan jumlah yang mencukupi untuk keperluan beberapa pengujian.
Sebagai petunjuk banyak bahan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut :
·
4
liter ( 1 gal ) aspal keras
·
23
kg ( 50 lb ) agregat kasar
·
23
kg ( 50 lb ) agregat halus atau pasir
·
9 kg ( 20 lb ) bahan pengisi jika diperlukan
3.4.2
Pengujian Marshall untuk perencanaan campuran
aspal
(1) Maksud
Metode
Marshall standar diperuntukkan untuk perencanaan campuran beton aspal, ukuran
agregat maksimum 25 mm (1 inci) menggunakan aspal keras.
(2) Peralatan
Pada
saat akan melakukan pengujian campurna beraspal dengan metode Marshall standar
terlebih dahulu harus dilakukan tahapan penyiapan peralatan:
a. Lima
belas buah cetakan benda uji diameter 101,6 mm (4 in), tinggi 76,2 mm (3 in)
lengkap dengan pelat atas dan leher sambung.
b. Mesin
penumbuk manual atau otomatis lengkap
c. Alat
pengeluar benda uji;
d. Alat
pengeluar benda uji (extruder) dengan diameter 100 mm (3,95 in).
e. Alat
Marshall lengkap dengan Kepala penekan, dongkrak pembebanan yang Cincin penguji
dan arloji pengukur pelelehan
f. Oven,
yang dilengkapi dengan pengatur temperatur
g. Penangas
air (water bath)
h. Timbangan
yang dilengkapi dengan penggantung benda uji
i. Termometer
logam (metal thermometer) berkapasitas 10oC sampai 204oC
dengan ketelitian 2,8 oC
j. Termometer
gelas untuk pengukur temperatur air dalam penangas dengan sensitivitas sampai
0,2 oC
k. Perlengkapan
lain seperti Wadah untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran beraspal, sendok
pengaduk dan spatula, Kompor atau pemanas (hot plate),sarung tangan dari
asbes, karet serta pelindung pernafasan.
(3) Persiapan
pengujian
Pengujian
Marshall dimulai dengan persiapan benda uji. Untuk keperluan ini perlu
diperhatikan hal sebagai berikut :
·
Bahan yang digunakan telah memenuhi
spesifikasi
·
Kombinasi
agregat memenuhi gradasi yang disyaratkan
· Untuk keperluan analisa volumetrik (density-voids), berat jenis bulk dari semua
agregat yang digunakan pada kombinasi agregat, dan berat jenis aspal keras
harus dihitung terlebih dahulu.
·
Jumlah
benda uji, minimum tiga buah untuk masing-masing kombinasi.
· Oven
dalam kaleng (loyang) agregat yang sudah terukur gradasi dan sifat mutu
lainnya, sampai temperatur yang diinginkan
·
Panaskan
aspal terpisah sesuai panas yang diinginkan pula.
·
Cetakan dimasukkan dalam oven dengan
temperatur 930C.
·
Campur agregat dan aspal sampai merata.
· Keluarkan dari oven cetakan dan siapkan
untuk pengisian campuran, setelah campuran dimasukkan kedalam cetakan
tusuk-tusuk dengan spatula 10 x bagian tengah dan 15 x bagian tepi.
·
Tumbuk 2x75 kali, 2x50 kali atau 2x35 kali,
sesuai peruntukkannya.
·
Keluarkan benda uji dari mold dengan Extruder
pada kondisi dingin.
·
Diamkan contoh satu malam, kemudian periksa
berat isinya.
(4) Langkah
pengujian
· Rendam
dalam water bath yang mempunyai temperatur 600C selama 30 menit,
dan Keringkan permukaan benda uji serta letakkan pada tempat yang tersedia pada
alat uji Marshall
·
Setel
dial pembacaan stabilitas dan kelehan yang telah terpasang pada alat Marshall
·
Lakukan pengujian Marshall dengan menjalankan
mesin penekan dengan kecepatan deformasi konstan 51 mm (2 in.) per menit sampai
terjadi keruntuhan pada benda uji.
· Baca dan catat besar angka pada dial untuk
memperoleh nilai stabilitas (stability) dan kelelehan (flow)
· Dengan faktor koreksi dan kalibrasi proving
ring pada alat Marshall dapat diperoleh nilai stabilitas dan kelelehan (flow).
MANTAP...SANGAT BERMAMFAAT...MABBARKKA BROO
ReplyDeleteTerimaksih pak semoga bermanfaat...
ReplyDelete